Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Ternyata Posisi Berdiri Bisa Bantu Sensitivitas Insulin

        Ternyata Posisi Berdiri Bisa Bantu Sensitivitas Insulin Kredit Foto: Pexels/Nataliya Vaitkevich
        Warta Ekonomi -

        Para peneliti memerhatikan bahwa posisi berdiri ada kaitannya dengan sensitivitas insulin yang lebih baik. Meningkatkan waktu berdiri setiap hari dapat membantu mencegah penyakit kronis.

        Baca Juga: Sering Dikaitkan dengan Diabetes, Apa Itu Insulin?

        Hal ini terungkap dalam studi kolaboratif di Finlandia oleh Turku PET Center dan lembaga UKK belum lama ini. Insulin adalah hormon kunci dalam metabolisme energi dan pengaturan gula darah.

        Fungsi insulin normal dalam tubuh dapat terganggu oleh kelebihan berat badan. Ujungnya, kondisi itu menyebabkan penurunan sensitivitas insulin dan peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

        Diabetes tipe 2 adalah salah satu penyakit gaya hidup yang paling umum di seluruh dunia dan onset-nya biasanya didahului oleh gangguan sensitivitas insulin, yaitu resistensi insulin. Ini mengacu pada keadaan di mana tubuh tidak bereaksi terhadap insulin secara normal, dan kadar glukosa darah meningkat.

        Gaya hidup memiliki dampak yang kuat pada resistensi insulin dan perkembangan diabetes tipe 2. Aktivitas fisik secara teratur diketahui memiliki peran penting dalam pencegahan masalah ini. Namun, selama ini, sedikit yang diketahui tentang dampak dari perilaku berdiam diri, baik istirahat dalam duduk dan berdiri, terhadap resistensi insulin.

        Baca Juga: Penting! Berikut Tips Melahirkan Bayi Sehat untuk Wanita yang Mengidap Diabetes

        Dalam sebuah studi dari Turku PET Center dan UKK Institute, para peneliti menyelidiki hubungan antara resistensi insulin dan perilaku menetap, aktivitas fisik, dan kebugaran pada orang dewasa usia kerja yang tidak bergerak aktif. Mereka memiliki peningkatan risiko diabetes tipe 2 dan penyakit kardiovaskular.

        Dalam studi tersebut, para peneliti mengamati bahwa berdiri dikaitkan dengan sensitivitas insulin yang lebih baik, terlepas dari jumlah aktivitas fisik harian atau waktu duduk, tingkat kebugaran, atau kelebihan berat badan. Hubungan ini belum pernah ditunjukkan sebelumnya.

        "Temuan ini semakin mendorong penggantian sebagian waktu duduk harian dengan berdiri, terutama jika rekomendasi aktivitas fisik tidak terpenuhi," kata Kandidat Doktor, Taru Garthwaite, dari Universitas Turku, dilansir Times Now News, pada Senin (20/9).

        Studi ini juga menekankan pentingnya komposisi tubuh yang sehat terhadap kesehatan metabolisme. Hasil penelitian menunjukkan peningkatan persentase lemak tubuh merupakan faktor yang lebih penting dalam hal sensitivitas insulin daripada aktivitas fisik, kebugaran, atau jumlah waktu yang dihabiskan untuk duduk. Berdiri, di sisi lain, dikaitkan dengan sensitivitas insulin secara independen, terlepas dari komposisi tubuh.

        Baca Juga: Jenis Makanan Ini Cocok Dikonsumsi Pengidap Diabetes karena Bantu Menurunkan A1C

        "Olahraga secara teratur diketahui bermanfaat bagi kesehatan. Tampaknya aktivitas fisik, kebugaran, dan perilaku menetap juga terkait dengan metabolisme insulin, tetapi secara tidak langsung, melalui pengaruhnya terhadap komposisi tubuh," ujar Taru Garthwaite.

        Menurut Garthwaite, efek kausal belum dapat diprediksi berdasarkan penelitian ini. Akan tetapi, hasilnya menunjukkan peningkatan waktu berdiri setiap hari dapat membantu dalam pencegahan penyakit gaya hidup, khususnya jika rekomendasi aktivitas fisik tidak terpenuhi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: