Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saran Pesohor Politik ke Bu Risma: Disuruh ke Psikiater, Ikut Terapi hingga Istirahat Dulu

        Saran Pesohor Politik ke Bu Risma: Disuruh ke Psikiater, Ikut Terapi hingga Istirahat Dulu Kredit Foto: Instagram/Tri Rismaharini
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini kembali melakukan drama-drama aksi marah-marah ke bawahannya. Ia memang selama ini dikenal sebagai menteri/pejabat yang suka memamerkan aksi marah-marah.

        Tidak berlebihan, jika sejumlah pihak menyebut mantan Wali Kota Surabaya itu sudah kelewatan demi pencitraan di depan kamera. Terakhir ia marah-marah kepada seorang Pendamping Keluarga Harapan (PKH) di Gorontalo.

        Menanggapi hal ini, Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Mahfuz Sidik menilai sikap Mensos Risma adalah contoh seorang pemimpin yang tidak Pancasilais.

        "Tidak pantas sama sekali. Bukan perilaku pemimpin pemerintahan. Contoh perilaku tidak Pancasilais? Kenapa harus marah? Kenapa harus berdiri mendatangi petugas sambil menunjuk pulpen ke petugas? Terus kenapa harus ancam mau tembak?" jelasnya.

        Bekas politisi PKS itu mengaku sependapat dengan Gubernur Gorontalo Rusli Habibie agar Presiden Jokowi menegur dan mengevaluasi Mensos Risma.

        "Mungkin perlu juga dievaluasi oleh psikolog atau psikiater. Rakyat butuh pemimpin yang lembut, sabar dan mengayomi rakyatnya," tegasnya.

        Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon menilai aksi kekerasan verbal Risma itu sudah melampui batas, bahkan Fadli menyarankan Risma untuk menjalani terapi.

        "Perilaku marah-marah di depan publik dg kekerasan verbal ini sdh melampaui batas, juga tak selesaikan masalah. Sebaiknya segera ikut terapi “anger management” (manajemen kemarahan),” cuitnya melalui akun Twitter @fadlizon, Minggu (3/10/2021).

        Senada dengan Fadli, Ketua MPR RI Bambang Soesatyo meminta Risma mungkin bekerja terlalu keras dan mungkin butuh istirahat.

        "Ya menurut saya mungkin bu Risma terlampau kerja keras, mungkin memerlukan istirahat, rileks ya supaya pikiran jernih dan terbuka," kata Bamsoet.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ferry Hidayat

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: