Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mata Kering Jangan Disepelekan, Ini Risiko Kesehatan yang Mungkin Terjadi

        Mata Kering Jangan Disepelekan, Ini Risiko Kesehatan yang Mungkin Terjadi Kredit Foto: Unsplash/Amanda Dalbjörn
        Warta Ekonomi -

        Saat ini, jumlah pasien mata kering lebih banyak ketimbang pasien yang sudah berobat dan menjalani terapi tepat dari spesialis mata. Sebab, tidak semua orang merasakan gejala dari mata kering. 

        Berdasarkan penelitian di RS JEC, hanya 40 persen pasien mata kering yang punya gejala. Gejala yang dirasakan antara lain ada rasa mengganjal pada mata, mata berair, mata terasa kering, ada sensasi berpasir, mata terasa lengket, mata sering kemerahan, muncul kotoran mata dan sering mengucek mata.

        Baca Juga: Penting! Dokter Mengingatkan Perubahan pada Mata Bisa Mengindikasikan Kondisi Hipertensi

        Dokter Spesialis Mata Damara Andalia, SpM, meminta masyarakat untuk tidak menyepelekan mata kering, sebab penyakit ini berbahaya bila tidak diatasi. Mata kering yang tidak ditangani dengan baik bakal menurunkan kualitas hidup, sebab seseorang menjadi sulit beraktivitas secara normal akibat mata tidak nyaman serta bergantung kepada obat-obatan.

        Pada kasus yang berat, mata kering yang tidak ditangani bisa menyebabkan kerusakan pada permukaan mata akibat infeksi. Sebab, mata yang kering lebih mudah terinfeksi hal asing, seperti polusi atau bakteri. Kerusakan yang terjadi bisa bersifat ringan hingga berat, temporer atau permanen.

        "Walau mata kering adalah penyakit yang sering ditemui, namun sifatnya kompleks, maka penting untuk mencari tahu secara detail penyebab dan faktor risiko dari mata kering agar dapat ditangani dengan baik sehingga tidak sampai mengganggu kualitas hidup," jelas Damara dalam webinar kesehatan, Rabu (6/10).

        Baca Juga: Varian Delta Menyebabkan Infeksi Parah Bagi Ibu Hamil Khususnya yang Tidak Melakukan Vaksinasi

        Damara mengatakan, pengobatannya memerlukan waktu yang panjang, tetapi terapi bisa dimulai dengan memodifikasi gaya hidup. Damara mengajak masyarakat untuk menghindari gaya hidup yang bisa memicu atau memperberat mata kering, yakni menerapkan pola hidup sehat dan membatasi menatap layar gawai, tidak memakai pendingin udara secara berlebihan.

        Jangan lupa menerapkan metode 20-20-20 untuk mencegah mata lelah, yakni mengistirahatkan mata selama 20 detik dengan menatap ke kejauhan yakni 20 kaki atau enam meter setiap kali menatap layar selama 20 menit. Mata juga dapat dirawat sendiri di rumah dengan memberi kompres hangat pada kelopak mata, menjaga kebersihan kelopak mata, cukup mengonsumsi air serta mengubah kebiasaan, seperti mengatur durasi menatap layar gawai. Jika diperlukan, gunakan tetes mata yang tepat sesuai kebutuhan dan keadaan mata. 

        Baca Juga: Apa Itu Neuropati Diabetik?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: