Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Di Antara Negara Asia Tenggara, Vietnam Berhasil Manfaatkan Perang Dagang China-AS

        Di Antara Negara Asia Tenggara, Vietnam Berhasil Manfaatkan Perang Dagang China-AS Kredit Foto: Unsplash/Matt W Newman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Esther Sri Astuti mengungkapkan, Vietnam merupakan satu-satunya negara kawasan Asia Tenggara dan salah satu negara global yang dapat memanfaatkan sentimen perang dagang yang melibatkan China dan Amerika Serikat.

        "Indoenesia tidak satu pun pabrik atau perusahaan yang masuk ke Indonesia dari China dan AS," ujarnya dalam webinar "Ekonomi Tumbuh dengan Daya Saing, Hilirisasi dan Industri yang Kuat", Sabtu (9/10/2021).

        Baca Juga: Rancangan Kebijakan PPN Ganti di 2025, INDEF: Akan Menyulitkan Pemerintahan Baru

        Esther mengatakan, jika dibandingkan dengan Indonesia, sebenarnya Vietnam memiliki struktur ekspor yang mirip. Perbedaannya terletak pada ekspor Vietnam bukan dalam bentuk komoditas mentah, melainkan dalam bentuk komoditas yang sudah diolah sehingga memberikan nilai tambah tinggi secara ekonomi.

        Beberapa komoditas olahan yang berhasil dilakukan oleh Vietnam adalah produk industri subsektor manufaktur peralatan listrik, transportasi, mesin, dan perlengkapan. Di sisi lain, salah satu kunci dari struktur ekspor Vietnam yang didominasi oleh produk dengan nilai tambah adalah investasi asing di sektor manufaktur.

        "Potensi ekspansi ekspor Indonesia untuk produk bernilai tambah tinggi perlu dioptimalisasi melalui hilirisasi komoditas berbasis sumber daya alam yang didukung oleh investasi di sektor tersebut," katanya.

        Hal tersebut selaras dengan ucapan Jokowi yang pada 2045 mendatang akan masuk 5 negara kekuatan ekonomi terbesar di dunia. Karena itu, kata Esther, yang perlu diselesaikan pemerintah adalah menyelesaikan jebakan negara berpendapatan menengah ke bawah (lower middle income country).

        "Indonesia sempat masuk ke upper middle income country. Namun, karena pandemi, jadi kembali lagi," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Bethriq Kindy Arrazy
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: