Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waduh, Apa Benar Mengonsumsi Pepaya Bisa Meningkatkan Risiko Keguguran? Ternyata...

        Waduh, Apa Benar Mengonsumsi Pepaya Bisa Meningkatkan Risiko Keguguran? Ternyata... Kredit Foto: Unsplash/Isaac N.C.
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pepaya merupakan buah yang sehat dan sangat bergizi. Selain kaya akan protein, pepaya juga mengandung banyak serat, karbohidrat, dan sangat rendah akan kandungan lemak. Akan tetapi, pepaya merupakan buah yang cukup ditakuti oleh ibu hamil.

        Ketakutan ini berasal dari cukup banyaknya anjuran bagi ibu hamil untuk menghindari pepaya. Alasannya, cairan putih yang terdapat pada pepaya diyakini dapat meningkatkan risiko keguguran.

        Baca Juga: Sperma Baik untuk Kesehatan Kulit, Benar atau Salah? Ternyata...

        Cairan putih tersebut dikenal dengan lateks. Lateks pada pepaya ini mengandung enzim yang diyakini dapat memicu pelepasan yang kemudian bisa menyebabkan kontraksi rahim. Oleh karena itu, konsumsi pepaya saat hamil dipercaya dapat meningkatkan risiko keguguran.

        "Ini merupakan topik yang menjadi kekhawatiran besar bagi ibu hamil. Akan tetapi, sebagian besar kepercayaan ini hanya berdasarkan desas-desus," ujar konsultan dari departemen obstetri dan ginekologi di Jaslok Hospital Research Centre Dr Danny Laliwala, seperti dikutip Times Now News, Jumat.

        Mitos mengenai pepaya dapat memicu keguguran ini berasal dari praktik kuno orang Mesir. Mereka menggunakan biji pepaya pada unta untuk mencegah kehamilan atau melakukan aborsi pada hewan tersebut.

        "Sejak saat itu, (informasi) terus beredar untuk menghindari pepaya dalam kehamilan," ujar Dr Laliwala.

        Baca Juga: Soal Vaksin Zifivax, MUI: Suci dan Halal

        Menurut Dr Laliwala, sebuah studi pada tikus hamil menunjukkan bahwa konsumsi pepaya matang aman dilakukan. Akan tetapi, konsumsi konsumsi pepaya mentah atau belum matang dapat memicu aborsi atau kelahiran prematur pada tikus.

        Hal tersebut bisa terjadi karena ada enzim papain di pepaya yang belum matang. Akan tetapi, hingga saat ini belum ada studi pasti pada manusia untuk mendukung atau menyanggah temuan tersebut.

        "Saya menganjurkan pasien-pasien saya bahwa mereka dapat mengonsumsi pepaya, namun secukupnya," jelas Dr Laliwala.

        Hal senada juga diungkapkan oleh konsultan senior di bidang obstetri dan ginekologi dari Nanavati Max Super Speciality Hospital Dr Gayatri Deshpande. Konsumsi pepaya mentah atau matang, lanjut Dr Deshpande, tidak menyebabkan perubahan siklus menstruasi. Oleh karena itu, informasi bahwa konsumsi pepaya dapat mengubah siklus menstruasi hanya mitos belaka.

        Akan tetapi, ada enzim proteolitik bernama papain di dalam pepaya mentah. Menurut Dr Deshpande, enzim ini dapat menyebabkan kontraksi rahim dan komplikasi pencernaan pada ibu hamil di trimester pertama. Oleh karena itu, Dr Deshpande menyarankan ibu hamil untuk menghindari konsumsi pepaya mentah.

        Baca Juga: Apa Itu Hipovolemik?

        "(Sedangkan) pepaya matang dinilai sebagai buah yang sehat bagi ibu hamil," jelas Dr Deshpande.

        Secara teknis, ahli ginekologi dari Wockhardt Hospital Dr Indrani Salunkhe mengatakan pepaya dapat menyebabkan keguguran. Oleh karena itu, dia menyarankan ibu hamil untuk menghindari pepaya selama kehamilan.

        "Pada tiga bulan pertama itu dapat menyebabkan keguguran dan pada bulan-bulan penghujung kehamilan itu dapat menyebabkan perdarahan internal," ujar Dr Salunkhe.

        Berdasarkan pendapat dari para ahli ini, dapat ditarik kesimpulan bahwa pepaya matang merupakan buah yang sehat untuk dikonsumsi ibu hamil. Akan tetapi, ibu hamil sebaiknya berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu untuk mendapatkan saran mengenai boleh atau tidaknya mengonsumsi pepaya yang disesuaikan dengan kondisi masing-masing.

        Baca Juga: Apa Benar Bengkuang Punya Manfaat untuk Kesehatan Kulit?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: