Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: Berstatus BUMN, Sinomach Besar Menjadi Konglomerat Konstruksi China

        Kisah Perusahaan Raksasa: Berstatus BUMN, Sinomach Besar Menjadi Konglomerat Konstruksi China Kredit Foto: Getty Images
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sinomach atau China National Machinery Industry Corporation adalah salah satu perusahaan raksasa dunia menurut Fortune Global 500. Badan usaha milik negara (BUMN) China ini bergerak dalam bidang pembuatan alat, peralatan konstruksi, peralatan pertanian, dan konstruksi infrastruktur.

        Sinomach, melansir Fortune, sukses mengantongi 43,12 miliar dolar AS untuk pendapatannya dalam setahun. Namun pertumbuhan revenue perusahaan justru merosot sekitar 5,1 persen. Atas pengaruh ini, posisinya merosot beberapa poin di tahun 2020. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Accenture, Pemimpin Global Layanan Konsultasi jadi yang Terbaik di Dunia

        Sementara itu, raksasa konstruksi asal China ini mencatatkan tren penurunan 7,3 persen pada keuntungan (profit) pada 2020. Perusahaan hanya memperoleh 452 juta dolar selama setahun. 

        Sebagai salah satu yang terkaya menurut Fortune, Sinomach lagi-lagi harus berpuas diri pada kenyataan yang ada terhadap catatan finansialnya. Asetnya merosot dari 57,45 miliar dolar (2019) menjadi 55,07 miliar dolar (2020). Sementara total ekuitasnya hanya sebesar 9,83 miliar dolar ini mengalami penurunan dari tahun-tahun sebelumnya 10,49 miliar dolar.

        Predikat perusahaan raksasa yang diraih Sinomach tentu luar biasa. Warta Ekonomi pada Selasa (12/10/2021) akan mengulas kisahnya secara ringkas dalam artikel sebagai berikut.

        Sinomach dahulu merupakan sebuah perusahaan bernama Changlin Company Limited yang berdiri tahun 1961. Ia bertanggung jawab pada Pabrik Kehutanan Changzhou di bawah Kementerian Kehutanan. 

        Dalam perjalanannya, Sinomach melebarkan bisnis usahanya, dengan menciptakan anak perusahaan yakni YTO Group, yang mengurusi peralatan pertanian. Pada bulan Maret 2011, YTO Group mengakuisisi McCormick France SAS, produsen traktor Prancis, sebagai bagian dari strategi untuk memasuki pasar traktor Eropa.

        Anak perusahaan besar lainnya adalah China Machinery Engineering Corporation (CMEC), penyedia jasa rekayasa dan konstruksi. Perusahaan menyatakan minatnya untuk membangun kompleks industri, ritel, dan perumahan seluas 10.000 hingga 30.000 hektar di kawasan Boise. Rencana tersebut disebut sebagai kolaborasi "menghidupkan kembali basis industri Amerika."

        Selain mengakuisisi dan menggabungkan diri dengan perusahaan lain, Sinomach pada gilirannya menjadi perusahaan teratas dalam hal pendapatan dari proyek internasional dalam dua bidang teknik konstruksi tertentu. 

        Alhasil, Engineering News-Record, pada 2013 menobatkan Sinomach menjadi kontraktor terbesar ketiga proyek pembangkit listrik dan kedelapan terbesar kontraktor proyek industri.

        Pada bulan Juni 2017, konglomerat yang dikendalikan oleh SASAC, China Hi-Tech Group Corporation (CHTC), menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Sinomach melalui restrukturisasi,[4] sebagai bagian dari rencana untuk mengurangi jumlah perusahaan yang dikendalikan langsung oleh SASAC.

        Dengan demikian, tidak mengherankan jika konglomerat asal China bisa menjadi salah satu yang terkaya di dunia, berkat banyak capaian yang berhasil diraih.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: