Diplomat Success Challenge (DSC) 12, kompetisi wirausaha terbesar dan terdepan di Indonesia yang diinisiasi Wismilak Foundation, terus menjaring proposal dan ide bisnis potensial dari berbagai daerah di Indonesia sejak dibuka pada 19 Juli lalu. Pendaftaran akan segera ditutup tiga hari lagi, yakni 19 Oktober 2021. Peserta yang lolos akan mendapatkan kesempatan meraih hibah modal usaha total Rp 2 miliar, pendampingan berkelanjutan dari mentor profesional, dan jejaring Diplomat Entrepreneur Network (DEN).
Baca Juga: Teknologi Cloud Bantu Banyak Perusahaan Berbisnis dan Berinovasi
Setelah pendaftaran ditutup, program dan kompetisi DSC 12 akan memasuki tahap selanjutnya, yakni, seleksi 1000 terbaik, disusul 300 terbaik, kemudian masuk ke seleksi nasional. Selanjutnya yang lolos akan resmi menjadi challengers dan memasuki tahap inkubasi. Saat memasuki tahap inkubasi, challenger akan dinilai oleh Dewan Komisioner DSC 12 yaitu Surjanto Yasaputera (Ketua Dewan Komisioner DSC) dan dua anggota lainnya, yakni Antarian S.D Amir dan Helmy Yahya.
Setiap peserta yang berhasil lolos dari tahapan seleksi, akan mendapatkan sejumlah hibah dana modal usaha bukan pinjaman, sehingga dana tidak wajib dikembalikan.
Dalam rangkaian pelaksanaan dan seleksi kompetisi, peserta akan mendapatkan pembekalan selama fase inkubasi berupa ‘mentoring’, ‘coaching’, dan ‘case challenge’, yang berisi berbagai materi yang berkaitan dengan aspek kewirausahaan. Usai kompetisi, para pemenang pun tetap mendapatkan pendampingan berkelanjutan dari para mentor, dan yang terpenting pula bergabung dalam jaringan alumni DSC yaitu Diplomat Entrepreneur Network.
Pendaftaran DSC 12 segera ditutup pada 19 Oktober 2021, Segera Daftar untuk dapatkan total hibah modal usaha Rp 2 miliar.
Baca Juga: Pengembangan Pola Kemitraan Melalui Inkubasi Bisnis Berbahan Sawit
Surjanto Yasaputera selaku Ketua Dewan Komisioner DSC, mengapresiasi respon yang ditunjukkan masyarakat Indonesia sejak pendaftaran DSC 12 dibuka pada 19 Juli 2021. DSC sendiri aktif menggelar serangkaian webinar edukatif bertema besar kewirausahaan, bekerjasama dengan sejumlah lembaga dan narasumber pebisnis berpengalaman. “Saya yakin, banyak sekali ilmu dan pembelajaran praktis didapatkan oleh masyarakat Indonesia sepanjang rangkaian webinar yang digelar. Semoga bekal edukasi tersebut menjadi stimulus semakin banyak masyarakat mengirimkan proposal dan ide bisnis di DSC 12 untuk ‘Raih Peluang dan Bikin Gebrakan’. Hingga pekan terakhir masa pendaftaran, kami telah menjaring lebih 13.000 submitter.”
Program Initiator DSC 12, Edric Chandra mengutarakan tahapan program di pekan terakhir pendaftaran, “Tinggal empat hari lagi batas waktu masa pendaftaran, resmi berakhir tepat pukul 24.00, Selasa, 19 Oktober 2021. Kesempatan ini harus dimanfaatkan. Masyarakat yang belum memiliki bisnis dan hanya baru memiliki ide bisnis, tidak perlu ragu mendaftar. DSC 12 menyediakan format proposal bisnis yang secara mudah digunakan setelah peserta registrasi login ke www.diplomatsukses.com.
Sedangkan bagi masyarakat yang sudah memiliki bisnis, tidak perlu khawatir dalam menyiapkan format bisnis. DSC telah siapkan format proposal yang telah disiapkan panitia dalam bentuk template. Sangat sederhana dan ringkas. Peserta hanya mengisi data dan informasi sesuai ide bisnis yang diajukan. Panduan pengisian juga disediakan untuk kemudahan peserta.”
Kompetisi DSC terbuka untuk usia peserta dari 18 sampai 45 tahun, dengan harapan agar generasi muda bisa berani membuat gebrakan. “Hingga pekan terakhir pendaftaran pun, kami masih banyak menjaring peserta. Berdasarkan data submitter yang masuk, 55% adalah bisnis yang sudah berjalan, dan 45% adalah bisnis yang masih berupa konsep. DSC pun berkomitmen membuka peluang yang lebar dan mendukung lebih banyak perempuan berwirausaha. Tercatat komposisi submitter meningkat untuk perempuan di tahun ini sebesar 56%. Semoga dengan lebih banyak peserta yang mendaftar, kontribusi kami untuk membangun ekosistem wirausaha yang akan semakin tangguh di Indonesia.” tambah Edric
Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Wilmar, Grup Agribisnis Terkemuka di Asia
Segera daftarkan diri dan proposal ide bisnis melalui situs www.diplomatsukses.com, hingga 19 Oktober 2021 untuk meraih hibah modal usaha total Rp 2 Miliar. Format proposal bisnis juga dapat diunduh di situs www.diplomatsukses.com. Ikuti terus update tentang DSC di lini masa media sosial DSC 12; Instagram @diplomatsukses, Facebook Wismilak Diplomat, Twitter @diplomat_sukses, dan situs www.diplomatsukses.com.
Bisnis Berbasis Kreativitas Membuka Peluang dalam Era Pandemi
DSC 12 terus menggelar serangkaian webinar kepada publik dengan menghadirkan narasumber berpengalaman sebagai edukasi tentang kewirausahaan. Salah satunya adalah webinar yang bekerjasama dengan MarkPlus Institute bertajuk “Unlocking Opportunities in Creativity Based Business”.
Hadir sebagai narasumber adalah Fardi Yandi (Founder Social Kreatif), Agung Deka (Co-founder Revelt Industry), berbagi insight bagaimana menciptakan potensi bisnis di sektor industri kreatif. Arlin Chondro (Founder Peek.Me.Naturals) yang merupakan alumni DSC 2020 juga berbagi insight dalam berwirausaha di bidang kreativitas serta testimoni tentang program DSC.
Indonesia memiliki potensi yang luas untuk pengembangan industri kreatif melalui keragaman budaya, kekayaan sumber daya alam, adanya bonus demografi penduduk usia produktif, dan kian pesatnya adopsi teknologi di masyarakat. Industri kreatif juga kian diminati oleh para pelaku bisnis dan para konsumen siring dengan perkembangan era globalisasi yang menjadikan masyarakat lebih ekspresif dan lebih menghargai kreativitas.
Baca Juga: KLHK Gelar Forum Bisnis di Expo 2020 Dubai
Fardi Yandi sosok dibalik Social Kreatif, sebuah social media agency yang melayani jasa pembuatan konten di media sosial dan hingga kini sukses telah membantu lebih dari 100 brand lokal di Indonesia, menegaskan pentingnya konsisten membuat konten secara kreatif di media sosial untuk menyuarakan uniqueness produk dan value apa yang ditawarkan kepada masyarakat. “Banyak wirausaha telah menciptakan produk sebagai solusi menjawab masalah banyak orang, sayangnya masih belum mengetahuinya. Supaya dikenal oleh orang, teruslah buat konten di media sosial.”
Disinilah potensi bisnis di sektor industri kreatif dalam menyediakan layanan digital marketing bagi pelaku UMKM. Lebih lanjut Fardi memberikan input dalam membuat konten, ”Supaya kreatif, perkaya referensi dengan lakukan benchmarking industri kreatif di luar negeri, lalu gunakan metode ATM (Amati Tiru Modifikasi). Jangan takut memulai. Saya pun mulai bikin konten dengan gunakan handphone saja, kok.”
Sepaham dengan Fardi, Agung Deka menekankan pentingnya menggabungkan value yang dimiliki. Melalui Revault Industry, sebuah usaha lokal berbasis Surabaya yang berfokus pada aksesoris berupa barang-barang berbahan dasar kulit, Agung percaya bahwa bisnis industri kreatifnya di bidang fashion bisa tetap bertahan dan stand out di industri kreatif, karena menonjolkan keunikannya. “Lebih baik itu tidak cukup, tapi lebih sedikit berbeda menjadi jauh lebih baik. Jadi apabila kita mau stand out dalam branding di media sosial, cobalah sesuatu yang berbeda. Find your uniqueness!”
Contoh yang Revault Industry lakukan, bukan sekedar branding-kan sebuah aksesoris berbahan kulit. Melainkan tonjolkan persona dibalik sebuah brand. Bagaimana produk fashion ini memanusiakan manusia yang bekerja di belakang produk tersebut sebagai campaign kreatif Revault Industry.
Pemenang DSC XI, Arlin Chondro, menyimpulkan, pada akhirnya setiap bisnis berbasis kreativitas tidak saja menonjolkan keunikan dalam mengemas sebuah brand, namun kreatif dalam menjawab kebutuhan yang relevan saat ini. Seperti Peek.Me.Natural, brand yang melansir produk kesehatan hingga skincare berbahan alami dan terapi aromaterapi dengan memanfaatkan khasiat essential oils, yang secara kreatif berinovasi kembangkan terapi anosmia untuk membantu mengembalikan indera penciuman yang hilang bagi pasien Covid-19.
Baca Juga: Digitalisasi, Senjata Utama BRI Hadapi Tantangan Bisnis Mikro dan Ultra Mikro
Arlin pun mengakui kemajuan inovasi Peek.Me.Naturals tidak terlepas dari keputusan tepatnya mengikuti DSC XI. “Mau bagaimana pun, saat Anda memutuskan kembangkan bisnis, harus ada mentoring dari orang yang kredibel.
Setiap wirausaha pun butuh peers network yang mendukung. “Bagi saya, mengikuti DSC adalah pengalaman yang bermanfaat seumur hidup. Meski proses inkubasi dilewati dua minggu, tapi manfaatnya terus berjalan hingga sekarang. Seperti keputusan saya mengubah strategi bisnis dan sistem organisasi berkat coaching aplikatif dari mentoring.” tutup Arlin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: