Shin Bet Turun Gunung, Puluhan Anggota Hamas Dibekuk Sebelum Bisa Acak-Acak Israel
Dinas keamanan Israel Shin Bet pada Senin (22/11/2021) mengatakan pihaknya menangkap lusinan anggota sel Hamas yang berada dalam tahap lanjut perencanaan serangan teror besar di Tepi Barat dan Israel.
Dilansir dari Times of Israel, lebih dari 50 operator Hamas ditangkap Shin Bet bersama pasukan keamanan Israel di seluruh Tepi Barat karena dicurigai terlibat dalam rencna teror itu.
Baca Juga: Peringatan Eks Kepala Mossad: Israel Wajib Mampu Lawan Iran, Seperti Dilakukan di Masa Lalu
Sejumlah besar persenjataan disita, termasuk bahan yang dibutuhkan untuk membuat setidaknya empat sabuk peledak untuk serangan bunuh diri.
Sejumlah uang yang diduga digunakan oleh sel juga disita dalam penggerebekan tersebut, menurut Shin Bet.
“Anda menggagalkan infrastruktur besar, beberapa di antaranya Anda tahu siap untuk digunakan dengan sabuk peledak… granat dan bahan peledak lainnya,” kata Kepala Staf IDF Aviv Kohavi kepada komandan militer yang unitnya ambil bagian dalam serangan itu.
Seorang perwira senior ShinBet mengatakan, penggerebekan itu adalah upaya pencegahan besar yang menggagalkan infrastruktur teroris berbahaya, yang merencanakan serangan serius.
“Tujuan dari kegiatan teroris, yang dilakukan oleh operasi Hamas di luar negeri dan di Gaza dengan operasi di Tepi Barat, adalah untuk mengacaukan kawasan, sementara menuntut harga yang mahal dari penduduk setempat,” katanya, mengacu pada korban warga Palestina di Tepi Barat.
Menurut Shin Bet, sel itu berencana untuk melakukan serangan teror dalam sejumlah format di Tepi Barat dan Yerusalem, serta kemungkinan melakukan pemboman di Israel.
Pengumuman Shin Bet tentang penemuan sel Hamas muncul sehari setelah kejadian penembakan di Kota Tua Yerusalem.
Serangan dengan senjata api itu dilakukan seorang anggota kelompok Hamas dan menewaskan satu orang bernama Eli Kay. Empat orang lain juga terluka dalam serangan itu.
Para pejabat Israel umumnya percaya bahwa Hamas ingin melakukan serangan di Tepi Barat dan di Israel sambil mempertahankan ketenangan relatif di Jalur Gaza, di mana kelompok itu berfungsi sebagai penguasa de facto.
Menurut Shin Bet, sel Hamas dipimpin dari jauh oleh Saleh al-Arouri, wakil kepala politbiro kelompok militan itu.
Pemimpin lainnya bernama Zacharia Najib, anggota organisasi yang dibebaskan dari penjara Israel dalam pertukaran Gilad Shalit 2011, di mana dia diduga terus beroperasi atas nama Hamas.
Dalam kesepakatan 2011, lebih dari 1.000 milisi Hamas dibebaskan dari penahanan Israel dengan imbalan pembebasan Shalit, seorang tentara IDF yang telah diculik oleh Hamas di sepanjang perbatasan Gaza pada tahun 2006.
Baik al-Arouri dan Najib tinggal di Turki, yang telah lama memiliki hubungan dekat dengan Hamas, yang secara politik terkait dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Najib, yang mengambil bagian dalam penculikan dan pembunuhan tentara Israel Nachshon Wachsman pada tahun 1994, diduga terlibat dalam rencana Hamas yang gagal untuk membunuh orang Israel di luar negeri pada tahun 2019.
Shin Bet mengatakan al-Arouri menginvestasikan ratusan ribu dolar AS dalam kegiatan sel dan menawarkan hadiah USD 1 juta jika sel tersebut berhasil melakukan penculikan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto
Tag Terkait: