Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        The Real Panutan! Pendiri Garuda Food Sudhamek AWS Jadikan Bisnis sebagai Ladang ke Akhirat

        The Real Panutan! Pendiri Garuda Food Sudhamek AWS Jadikan Bisnis sebagai Ladang ke Akhirat Kredit Foto: Antara/Reno Esnir
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pendiri Garuda Food, Sudhamek AWS aktif menulis buku berjudul 'Mindfulness-based Business: Berbisnis dengan Hati'. Buku ini pun mendapat banyak respon positif dari sesama pengusaha yang baru saja rilis tahun lalu.

        Dalam video YouTube bertajuk 'Rahasia Kaya Dunia Akhirat Bos Garudafood Sudhamek AWS | Tips Bisnis', Dhamek mengatakan Munfulness-based Business atau disingkat MBB adalah sebuah konsep bekerja yang tak hanya terpaku pada pengusaha di mana sebuah pekerjaan tak bisa dipisahkan dengan spiritualisme.

        Baca Juga: Sudhamek Bongkar Rahasia Sukses Garuda Food yang Tetap Moncer Hingga Saat Ini

        Dengan memakai konsep dan prinsip MBB ini, Dhamek mengatakan kita akan menjadi manusia yang utuh dan semakin lengkap menjadi manusia yang lebih baik.

        "Kalau kita lakukan, maka kita akan selamat duniawi dan akhirat. Itu esensinya," ujar Sudhamek.

        Dengan memegang konsep dan prinsip MBB, seseorang tidak akan semena-mena terhadap bisnis atau profesi yang dijalaninya. Sehingga, seakan ada rem yang akan menahan orang itu jika hendak melakukan hal buruk.

        "Seolah-olah hidup ini demi kesuksesan duniawi, padahal justru kesuksesan duniawi lah yang harusnya dijadikan alat untuk kita menjadi pribadi yang lebih baik," ujar Dhamek lagi.

        Lebih lanjut, Dhamek menambahkan bahwa esensi besar dari MBB ini adalah menjadikan seseorang mengejar kesuksesan duniawi sekaligus akhirat.

        Awal Sudhamek membuat buku ini karena pada taun 1968, saat Dhamek baru berusia 12 tahun, ayahnya bertanya kepada anak-anaknya: Apakah ajaran agama bisa diterapkan dalam kehidupan berbisnis?

        Meski awalnya pertanyaan itu hanya untuk kakak-kakak Dhamek, namun Dhamek mendengar dengan baik pertanyaan itu dan tersimpan dan terus terngiang di kepalanya hingga ia dewasa. Hingga tiga puluh tahun kemudian, pada tahun 1998 saat Indonesia dihantam krisis, pertanyaan itu pun terjawab oleh Dhamek.

        Bahwasanya, esensi ajaran agama yang bersifat universal dalam kehidupan profesi kita sehari-hari itu sebuah keniscayaan kalau kita mau sutainable (berkelanjutan) dalam meraih kesuksesan kita. Karena itulah, Garuda Food tumbuh menjadi perusahaan yang memegang teguh prinsip dan konsep MBB.

        Karena itu, pemahaman ini juga diberikan kepada karyawab-karyawannya. Dhamek sendiri mengutip kepercayaan nenek moyang yaitu heneng (tenang), hening (kreatif), heling (ingat/sadar), dan hawas (selalu waspada) untuk mengintegrasikan dua prinsip menjadi satu kesatuan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: