Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pakar IPB University Paparkan Kedalaman Sumur Resapan yang Efektif

        Pakar IPB University Paparkan Kedalaman Sumur Resapan yang Efektif Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Profesor Suria Darma Tarigan, dosen IPB University dari Fakultas Pertanian menjelaskan tentang kedalaman sumur resapan yang efektif.  Ia menerangkan apabila sumur resapan dibangun pada daerah dengan muka air tanah lebih dari 2,5 meter maka sumur resapan dapat berfungsi mengurangi aliran permukaan. 

        “Semakin dalam muka air tanah, maka sumur resapan semakin efektif,” katanya.

        Terkait banjir di Jakarta, Prof Suria menjelaskan, perlu melihat penyebab banjir seperti permukaan tanah yang semakin menurun karena subsidensi tanah sehingga terdapat daerah yang lebih rendah dari sekitarnya. Faktor lainnya yaitu adanya peristiwa rob, saluran drainase yang kurang berfungsi, serta adanya kiriman air dari hulu daerah aliran sungai (DAS). Baca Juga: Sumur Resapan Gak Ada Gunanya, Pras PDIP Minta KPK dan Polisi Turun Gelanggang

        “Kontribusi sumur resapan yang dibangun di Jakarta dalam mengurangi banjir cukup kecil khususnya pada intensitas curah hujan dengan periode ulang lebih besar dua tahun atau sekitar 90-100 centimeter per hari. Jadi sumur resapan bukan menjadi solusi banjir di Jakarta,” tambahnya.

        Ia juga mengatakan, memang sumur resapan dapat membantu meresapkan sebagian air limpasan ke dalam air tanah. Hal tersebut akan terjadi apabila muka air tanah lebih dari 2,5 meter dan permeabilitas tanah lebih dari 2,0 centimeter per jam.

        Lebih lanjut, dosen IPB University itu menerangkan, beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam merealisasikan pembangunan sumur resapan air. Ia menyebut, sumur resapan harus dibangun pada daerah dengan muka air tanah dalam lebih dari 2,5 meter.

        “Jangan dibangun pada daerah dengan muka air tanah dangkal. Persyaratan lain adalah, permeabilitas tanah (kecepatan peresapan air) berkisar 2 centimeter per jam,” ujarnya.

        Di Jakarta, kata Prof Suria, ada lokasi dengaan muka air tanahnya dangkal. Dengan demikian, lokasinya tidak sesuai untuk dibuat sumur resapan.

        Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, maka terdapat beberapa lokasi dengan kedalaman muka air tanah sekitar satu sampai dua meter. “Mahasiswa saya pernah meneliti efektivitas sumur resapan yang dibangun BPDAS di hulu DAS Ciliwung di Cisarua, yang berfungsi baik menurunkan aliran permukaan,” tutup Prof Suria.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Lestari Ningsih

        Bagikan Artikel: