Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dua Konglomerat Masuk BFIN, Saham Malah Ambyar Seambyar-ambyarnya! Kena Buy on Rumor Sell on News?

        Dua Konglomerat Masuk BFIN, Saham Malah Ambyar Seambyar-ambyarnya! Kena Buy on Rumor Sell on News? Kredit Foto: Freepik
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Saham PT BFI Finance Tbk (BFIN) ambyar seambyar-ambyarnya pada perdagangan Kamis 20 Januari 2022.

        Tercatat, saham BFIN dibuka pada level Rp1.340 per saham, dan bergerak dikisaran Rp1.235-1.400 per saham.

        Pada saat penutupan pasar saham BFIN dibanting hingga anjlok 70 poin atau 5,34% ke harga Rp1.240 per saham.

        Baca Juga: Kaya Beli Kacang, Boy Thohir dan Jerry Ng Guyur Perusahaan Pembiayaan Ini dengan Dana Rp10,95 T

        Hal ini terjadi sesaat setelah perusahaan mengumumkan proses tender offer saham senilai Rp10,95 triliun.PT Trinugraha Capital & Co SCA yang didalamnya ada dua konglomerat Indonesia yakni Garibaldi Thohir dan Jerry Ng yang akan mencaplok tender offer PT BFI Finance Tbk (BFIN).

        Apakah kondisi ini mengkonfirmasi konsep bertransaksi saham buy on rumor, sell on news (beli saat ada rumor dan jual saat resmi diberitakan)?

        Hal tersebut mungkin saja terjadi melihat harga saham BFIN. Jika dilihat, konsep buy on rumor, sell on news ini memang sering dijalankan oleh para trader.

        Namun, trader juga dibedakan menjadi beberapa level.Melansir MNC Sekuritas, ada lima level yang idealnya dialami trader saham, antara lain: Growth Investor, Trend Following Trader, Swing Trader, Day Trader, dan Intraday Trader.

        Tingkatan ini penting untuk dipahami agar kamu dapat mengukur strategi yang digunakan agar sesuai dengan kemampuan analisa saham dan perkembangan psikologi trading.

        Idealnya, investor pemula yang baru terjun ke pasar modal menjadi seorang Growth Investor terlebih dulu.

        Di level pertama ada growth investor yang berguna untuk melatih kedisiplinan dalam berinvestasi dengan melakukan pembelian saham secara rutin dalam periode waktu tertentu. Nilai pembeliannya tetap meskipun harga saham tersebut naik atau turun.

        Baca Juga: Marak Investasi Bodong, Steven Richard Buktikan Jadi Trader Sukses

        Level selanjutnya ada Trend Following Trader yang menginisiasi pembelian saham saat harga sudah mulai bergerak dengan kecenderungan naik (uptrend). Senjata yang digunakan adalah chart harian dan indikator Moving Average. Periode trading bisa dalam hitungan hari atau beberapa minggu/ bulan.

        Level ketiga adalah Swing Trader, yang memanfaatkan naik turunnya harga saham sebagai area jual beli. Senjata yang digunakan Swing Trader adalah chart harian atau mingguan, serta garis tren atau channel. Periode trading bisa dalam hitungan hari atau beberapa minggu/ bulan.

        Level berikutnya adalah Day Trader. Day Trader memanfaatkan euforia market yang ditandai dengan lonjakan harga dan volume untuk jual beli dalam jangka pendek harian. 

        Baca Juga: Mengenal Fintech dan Aplikasi Trading

        Trader jenis ini sering melakukan pembelian saham pada sore hari untuk dijual pada besok pagi, dengan target keuntungan antara 3% - 5%.

        Kriteria yang digunakan oleh Day Trader antara lain: lonjakan volume, kenaikan harga, dan akumulasi market maker.

        Level tertinggi adalah Intraday Trader yang memanfaatkan volatilitas harga atau swing harga naik turun dalam satu hari.

        Level ini mirip dengan Day Trader, hanya saja time frame-nya lebih singkat, yaitu hitungan beberapa menit dan beberapa jam saja.

        Target keuntungannya sangat tipis antara 0,5% – 2% tapi frekuensi trading-nya tinggi, sehingga mendapatkan akumulasi keuntungan dari beberapa transaksi yang dilakukan dalam satu hari.

        Setelah mencapai target keuntungan, Intraday Trader akan segera menjual sahamnya lalu mencari target saham lainnya untuk diperdagangkan. Senjata yang biasanya digunakan adalah minute chart dan hourly chart.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: