Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kisah Perusahaan Raksasa: LyondellBasell, Pemberi Lisensi Teknologi Poliolefin Terbesar di Dunia

        Kisah Perusahaan Raksasa: LyondellBasell, Pemberi Lisensi Teknologi Poliolefin Terbesar di Dunia Kredit Foto: Reuters/Loren Elliott
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        LyondellBasell Industries adalah perusahaan bahan kimia multinasional dan terbesar dari Belanda. Perusahaan memproduksi etilena, propilena, poliolefin, dan bahan bakar oksi, sehingga ia menjadi pemberi lisensi terbesar untuk teknologi polietilen dan polipropilen.

        Basell, begitu umumnya disebut, adalah buah dari berbagai perkawinan manis sejumlah merger. Akarnya bisa dilacak sejak 1930-an dan 1950-an ketika poliolefin ditemukan. 

        Baca Juga: Kisah Perusahaan Raksasa: Aisin, Produsen Internasional Terkemuka Komponen Otomotif Canggih

        Dua ilmuwan pemenang Hadiah Nobel memainkan peran penting dalam perusahaan-perusahaan yang mendahului Basell: Karl Ziegler dan Giulio Natta. Karl Ziegler menemukan rantai polietilen (PE) linier pertama pada tahun 1953 dan Giulio Natta mempolimerisasi polipropilena kristal pertama pada tahun 1954.

        Lyondell Chemical Company memproduksi dan menjual bahan kimia dan plastik. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1985. Perusahaan memurnikan minyak mentah yang berat dan mengandung sulfur tinggi, dan memproduksi komponen pencampur bensin. Lyondell Chemical melayani pasar farmasi, tekstil, pertanian, pengemasan, elektronik, perawatan pribadi, dan pasar lainnya di seluruh dunia.

        Sejak didirikan pada tahun 1985 dari fasilitas milik Atlantic Richfield Company (ARCO), perusahaan tumbuh melalui pertukaran saham dengan Occidental Chemicals dan Millennium Chemicals pada tahun 1997 yang membentuk Equistar Chemicals dimana masing-masing entitas menjadi mitra.

        Lyondell membeli saham yang beredar dari masing-masing mitranya untuk mendapatkan kendali penuh atas Equistar yang merupakan anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki oleh Lyondell.

        Pada 2004, Lyondell membeli Millennium Chemicals dalam kesepakatan pertukaran saham senilai 2,3 miliar dolar AS. Pada bulan Agustus 2006, Lyondell mengakuisisi kepentingan Citgo di Lyondell-Citgo Refinery seharga 2,1 miliar dolar AS, dan mengganti nama fasilitas tersebut menjadi Houston Refining.

        Pembuat bahan kimia Basell Polyolefins membeli Lyondell pada bulan Desember 2007, menciptakan perusahaan baru LyondellBasell Industries AF, salah satu perusahaan kimia terbesar di dunia pada waktu itu. Itu dimiliki oleh Access Industries, grup industri swasta yang berbasis di AS. LyondellBasell adalah produsen kimia independen terbesar ketiga di dunia dan berkantor pusat di Houston dan Rotterdam.

        Sepanjang pertumbuhannya, Basell terus melakukan sejumlah akuisisi dan merger. Basel Polyolefins membayar terlalu banyak untuk Lyondell Chemical Company. Konsekuensinya adalah operasi AS di LyondellBasell mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Januari 2009.

        Mengapa Basell membayar terlalu banyak? Leonard Blavatnik memiliki banyak saham di Lyondell selain memiliki Basell. Dia berhasil membuat Basel membayar lebih untuk Lyondell sehingga menghasilkan keuntungan besar.

        LyondellBasell ingin membeli Braskem dari Odebrecht pada Juni 2018. Odebrecht memiliki 50,1 persen dari modal voting Braskem dan Petrobras memiliki 47 persen. Saham Odebrecht di Braskem bernilai 5,4 miliar dolar AS pada saat itu.

        Itu adalah pukulan keras bagi LyondellBasell untuk tidak dapat membeli Braskem. Mereka kehilangan kesempatan untuk menjadi pemimpin dunia dalam BIO-PE (polietilen yang dibuat dari sumber daya terbarukan, bukan minyak mentah). 

        Hingga kini pada 2020, Fortune mencatat bahwa Basell ada di antara perusahaan raksasa dunia dengan total pendapatan 34,72 miliar dolar AS. Sementara keuntungannya 3,39 miliar dolar AS, serta memiliki aset 30,43 miliar dolar AS tahun 2020.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Muhammad Syahrianto
        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: