Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pencegahan Karhutla dengan FFVP Efektif Turunkan Kebakaran

        Pencegahan Karhutla dengan FFVP Efektif Turunkan Kebakaran Kredit Foto: APRIL Group
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) merupakan komponen penting dalam pengendalian karhutla di Indonesia. Mencegah kebakaran tidak dapat diatasi oleh satu pihak saja melainkan membutuhkan kolaborasi berbagai pihak, termasuk masyarakat.

        Salah satu aksi nyata pencegahan karhutla tersebut dilakukan oleh APRIL Group. Produsen serat, pulp dan kertas yang berlokasi di Pangkalan Kerinci, Provinsi Riau ini aktif mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam upaya pengendalian kebakaran lewat program Desa Bebas Apia tau Fire Free Village Program (FFVP) sejak 2014.

        Baca Juga: Indonesia Tegaskan Penelitian Karhutla Harus Berbasis Data

        “Berdasarkan pengalaman kami, pencegahan lebih efektif dan efisien secara biaya dibandingkan pemadaman api, dan kegiatan pencegahan ini perlu melibatkan kolaborasi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya,” ujar Sihol Aritonang, Presiden Direktur PT RAPP, unit bisnis APRIL Group dalam webinar “Pentingnya Pencegahan Kebakaran Hutan.” 

        Webinar ini merupakan bagian dari peningkatan kapasitas penanggulangan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia yang didukung oleh International Tropical Timber Organization (ITTO).

        Adapun, program Desa Bebas Api APRIL terdiri dari tiga tahap. Fase pertama—dinamakan sebagai Fire Aware Community (FAC) atau Desa Peduli Api — berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat tentang pencegahan kebakaran.

        Diikuti oleh fase dua tahun Fire Free Village (FFV) atau Desa Bebas Api yang mendorong desa untuk meninggalkan penggunaan api untuk pembukaan lahan. Pengenalan alternatif pertanian berkelanjutan sangat penting, mengingat pertanian tebang-dan-bakar adalah penyebab umum kebakaran hutan. 

        Jika sebuah desa berhasil tetap bebas api selama musim kemarau, desa tersebut dapat memperoleh hibah infrastruktur sebesar Rp100 juta Pada FFV, APRIL juga akan menunjuk crew leader untuk bertindak sebagai advokat pencegahan kebakaran di desa.

        Desa-desa FFV pada akhirnya akan maju ke fase Desa Tangguh Apia tau Fire Resilience Community (FRC), di mana mereka akan terlibat secara berkelanjutan dengan APRIL dalam pengelolaan kebakaran.

        Berdasarkan data yang dipaparkan Sihol, terdapat  peningkatan yang signifikan dari lahan yang dikerjasamakan di bawah nota kesepahaman (MoU) FFVP. Saat memulai program percontohan pada 2014, luas FFVP hanya seluas 147.219 hektar. Sekarang telah mencapai 803.684 hektar pada tahun 2021, yang artinya program kolaborasi bersama masyarakat ini meningkat lebih dari 400 persen hanya dalam tujuh tahun.

        Peningkatan luasan lahan secara signifikan juga mendorong penurunan area lahan  yang terbakar. Data APRIL menunjukkan bahwa lahan yang terbakar mencapai sekitar 532 hektar (sekitar 0,066 persen dari luas MoU) pada tahun 2021. Pada pra-FFVP 2013, lahan yang terbakar mencapai sekitar 4.279 hektar (0,42 persen dari luas MoU).

        Hingga tahun 2021, terdapat 141 desa FAC, sedangkan 39 desa lainnya dalam tahap FFV. Sekitar 35 desa berada pada tahap FRC.

        “Sejauh ini hasilnya positif dan desa-desa yang mengikuti program ini sebagian besar mencapai rekor bebas api, artinya desa-desa tersebut mampu mengurangi kebakaran secara signifikan di wilayahnya masing-masing,” kata Dani Sumitran, Manajer Pencegahan dan Konservasi Kebakaran RAPP, di acara yang sama.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: