Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Transisi Energi jadi Pekerjaan Rumah Seluruh Negara Dunia, Luhut Binsar: Butuh Anggaran Besar

        Transisi Energi jadi Pekerjaan Rumah Seluruh Negara Dunia, Luhut Binsar: Butuh Anggaran Besar Kredit Foto: Instagram/Luhut Binsar Pandjaitan
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan percepatan transisi energi baru dan terbarukan (EBT) bukan hanya untuk Indonesia. Namun bagi negara-negara G20, komunitas global, korporasi hingga lembaga keuangan. Hal ini disampaikan Menteri Koordinator Maritim dan Investas Luhut Binsar Pandjaitan dalam acara Peluncuran Transisi Energi G20, Kamis (10/2/2022) mewakili Presiden Joko Widodo.

        "Transisi energi ini harus berkeadilan. Transisi energi memerlukan biaya yang sangat besar, tentu banyak negara miskin dan berkembang tidak mampu atau tidak mau membebani masyarakat apalagi di pandemi ini. Beban sudah semakin berat," ujar Jokowi dalam sambutannya yang disampaikan Menteri Koordinator Maritim dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

        Baca Juga: Menteri ESDM Arifin Tasrif Beberkan 3 Isu Prioritas Transisi Energi pada Gelaran Presidensi G20

        Menurutnya, ini harus didukung penuh oleh kerja sama global yang kuat. Indonesia telah menetapkan target emisi nol persen atau Net Zero Emission (NZE) pada 2060 atau lebih cepat. Target ini merupakan kesepakatan dalam KTT perubahan iklim (COP26) di Glasgow, Skotlandia.

        Maka dari itu, Presiden Jokowi meminta dukungan internasional dalam mewujudkan target emisi nol persen itu. Antara lain dengan melakukan investasi di sejumlah proyek pengembangan energi ramah lingkungan di Indonesia.

        "Pada COP 26 Glasgow kita telah mencapai kesepakatan untuk bersama-sama memacu pemakaian energi yang ramah lingkungan," paparnya.

        Sementara, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif, menyampaikan pilar transisi energi merupakan salah satu pilar utama yang akan dibahas dalam Presidensi G20 2022 di Indonesia, sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

        Arifin Tasrif mengungkapkan tiga prioritas dalam transisi energi di G20, antara lain akses energi, teknologi dan pendanaan.

        "Sebagai pengampu transisi energi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) diberi kepercayaan dan tanggung jawab besar mensukseskan Presidensi G20 dalam pilar transisi energi," kata Arifin.

        "Pilar trasisi energi mengangkat isu prioritas yaitu perihal akses, teknologi, dan pendanaan," tambahnya.

        Arifin berharap dengan tiga isu tersebut forum transisi energi dapat memperkuat sistem energi global yang berkelanjutan.Pilar transisi energi diharapkan menghimpun komitmen global lebih kuat, dalam rangka mencapai target global pada akses energi yang ditargetkan agenda tahun 2030, sebagai pembangunan berkelanjutan untuk meningkatkan pemanfaatan energi yang bersih dan mengintensifkan pendanaan transisi energi.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: