Isu Kesejengan Digital Diangkat di Presidensi G20, Begini Komitmen Kominfo
Kesenjangan digital menjadi isu yang sangat penting untuk di angkat dalam forum diskusi pertemuan G20, Hal ini karena masih dialami sejumlah negara-negara rentan.
Sekretaris Jenderal Kementerian Kominfo, Mira Tayyiba mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membahas isu digitalisasi dan keberpihakan kepada semua elemen masyarakat dalam mengoptimalkan pemanfaatan teknologi digital. Meskipun Indonesia adaptif dengan teknologi digital, Mira mengakui masih terdapat kelompok masyarakat yang belum memiliki kesempatan dalam menggunakan layanan digital.
Baca Juga: Kementerian Kominfo Bawa Sektor Digital di Presidensi G20, Berikut 3 Isu Prioritasnya...
"Kesenjangan digital itu menjadi suatu tantangan. Jadi kesenjangan itu yang ingin kami address (angkat) di Digital Economic Working Group (DEWG), karena pada prinsipnya transformasi digital Indonesia, sangat sejalan dengan kepentingan global juga," ujar Mira dalam Kick Off G20 on Education and Culture yang digelar Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara hybrid (luring dan daring) pada Rabu (9/2/2022).
Menurut Mira, ada beberapa sebab suatu kelompok masyarakat belum memiliki kesempatan untuk menggunakan layanan digital, seperti akses infrastrukturnya terbatas, layanan yang dirasa terlalu mahal, dan tidak memiliki keterampilan ataupun literasi untuk menggunakan teknologi digital sehingga tidak ada nilai tambah yang dihasilkan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Kominfo sangat concern terhadap isu itu, hal ini karena bila tidak ditangani secara cepat dan tepat akan menyebabkan kesenjangan semakin melebar atau digital paradoks.
Melalui DEWG, Indonesia berupaya mengikis dan mengurangi berbagai kesenjangan di sektor digital. Hal itu dilaksanakan dengan memegang prinsip transformasi digital Indonesia yang sejalan dengan kepentingan global.
"Jadi kita mengangkat inklusivitas, produktivitas, empowering dan juga sustainability. Bukan saja semua pihak harus bisa memanfaatkan teknologi digital, tapi juga bisa menciptakan nilai dari pemanfaatan tersebut secara berkelanjutan," tegasnya.
Mira juga mengatakan realitas kesenjangan digital menjadi salah satu faktor DEWG di Presidensi Indonesia G20 2022 akan mengangkat tiga isu, yaitu aktivitas dan pemulihan pasca COVID-19, literasi dan ketrampilan digital, dan cross border data flow and data free flow with trust (aliran data lintas negara yang terpercaya).
Sebelumnya, Kick Off G20 on Education and Culture dibuka secara langsung oleh Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, pada Rabu (9/2/2022). Nadiem Anwar Makarim mengatakan, pandemi Covid-19 telah semakin menyadarkan kita akan pentingnya gotong royong yang dapat membantu kita untuk bersama-sama pulih dan bangkit. Ia menyatakan, pihaknya siap memperjuangkan empat agenda prioritas pada perhelatan G20.
"Ada empat agenda prioritas bidang pendidikan yang akan kami perjuangkan sebagai pimpinan Kelompok Kerja Pendidikan G20, dan nanti ketika pertemuan puncak dengan menteri-menteri pendidikan," katanya.
Keempat agenda tersebut kata Nadiem Makarim yang pertama, pendidikan universal yang berkualitas. Kedua, teknologi digital untuk pendidikan.
Kemudian ketiga, solidaritas dan kemitraan.Selanjutnya agenda keempat yang akan diperjuangkan adalah masa depan dunia kerja pasca Covid-19.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Alfi Dinilhaq
Tag Terkait: