Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Bahkan Hingga Tahun Ini, Sawit Masih Jadi Penopang Perekonomian Riau

        Bahkan Hingga Tahun Ini, Sawit Masih Jadi Penopang Perekonomian Riau Kredit Foto: Antara/Rahmad
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Peningkatan pertumbuhan ekonomi Riau diperkirakan akan terus berlanjut di tahun 2022. Hal ini menyusul akan tetap tingginya permintaan mitra dagang terhadap komoditas Riau seperti minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO). Selain dari sektor sawit, pertambangan juga akan mendorong perekonomian Riau pasca peralihan pengelolaan blok Rokan terkait produksi lifting minyak yang mengalami peningkatan.

        “Perekonomian Riau untuk 2 tahun ke depan kami perkirakan akan tumbuh dalam kisaran 3-4 persen. Pada tahun 2022 akan berada pada batas bawah kisaran, kemudian terus tumbuh menuju titik tengah kisaran pada tahun 2023, dengan probabilitas risiko netral baik ke atas maupun ke bawah,” kata Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Riau, Muhamad Nur, dilansir dari laman resmi riau.go.id pada Jum’at (11/2/2022).

        Baca Juga: Dampak Kesenjangan Harga Pupuk Pada Produktivitas Kelapa Sawit

        Dijelaskan, pada 2021, kinerja Lapangan Usaha (LU) Pertanian tumbuh sebesar 4,26 persen (yoy), mengalami perlambatan dibandingkan tahun 2020 yang tercatat 4,33 persen (yoy). Terbatasnya pertumbuhan LU ini terutama disebabkan kontraksi produksi TBS akibat tidak adanya puncak panen sepanjang tahun. Kondisi ini merupakan dampak lagging effect karhutla dan pemupukan yang kurang optimal pada tahun 2019 lalu.

        Namun, masih tingginya tren harga TBS dan CPO dibandingkan historisnya mampu menopang perlambatan kinerja LU ini lebih dalam. Masih tingginya demand terhadap komoditas utama ini turut mengakselerasi kinerja LU Industri Pengolahan sehingga mencatatkan pertumbuhan 4,08 persen (yoy), terakselerasi dibandingkan tahun 2020 yang tercatat tumbuh 1,91 persen (yoy).

        Lebih lanjut, disampaikan Muhamad Nur, penguatan dilakukan dengan fokus pada kerja sama antar daerah, meningkatkan produksi lokal dan pengaturan pola tanam, meningkatkan kualitas data pasokan, menjaga kelancaran dan efisiensi rantai distribusi, serta pengelolaan ekspektasi masyarakat.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: