Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Korea Selatan Ubah Strategi Penanganan Covid-19, Ini yang Terbaru...

        Korea Selatan Ubah Strategi Penanganan Covid-19, Ini yang Terbaru... Kredit Foto: Reuters/Jung Yeon-je
        Warta Ekonomi, Seoul -

        Korea Selatan mengubah strategi penanganan Covid-19 mulai Kamis (10/2/2022). Perawatan di rumah sakit hanya untuk pasien berusia 60 tahun ke atas atau dengan kondisi khusus.

        "Skema sebelumnya tidak lagi realistik dengan adanya keterbatasan sumber daya kami, dan ini mengurasi biaya sosial dan ekonomi begitu besar dibandingkan dengan kebutuhan kesehatan," kata Son Young-rae, juru bicara Kementerian Kesehatan Korsel, Rabu (9/2).

        Baca Juga: Dua Menteri Pertahanan Amerika dan Korea Selatan Bertemu Bahas Korea Utara

        "Tujuan dari sistem respons kami yang baru terhadap omikron adalah meminimalisasi kasus berat dan kematian dengan memusatkan perhatian pada diagnosis dan perawatan kelompok berisiko tinggi, dan mencegah kejenuhan dan keruntuhan kapasitas kesehatan kami," katanya menambahkan.

        Selama ini Korsel dianggap sebagai salah satu kisah sukses penanganan Covid-19. Ini berkat sistem uji dan pelacakan yang agresif, ditambah pembatasan sosial dan pemakaian masker.

        Namun, seiring penyebaran varian omikron yang amat pesat, mulai Februari ini pemerintah mengubah strateginya. Perubahan itu dari sistem uji dan pelacakan ke monitor mandiri, diagnosis, dan perawatan di rumah.

        Mulai Kamis, pemerintah hanya akan memberikan perawatan kepada pasien berusia 60 tahun ke atas atau pasien dengan kondisi khusus. Sedangkan di luar kelompok itu, pasien harus memonitor diri sendiri. Mereka diminta mendatangi klinik yang ditunjuk jika kondisi memburuk.

        Kotak medis termasuk alat pengukur saturasi oksigen, termometer, dan obat demam kini hanya akan diberikan kepada pasien dari kelompok prioritas. Sebelumnya, semua fasilitas itu diberikan kepada seluruh pasien yang melakukan isolasi mandiri. Sedangkan orang yang terinfeksi namun tanpa gejala atau bergejala ringan harus membeli fasilitas itu dengan uang sendiri.

        Saat ini pemerintah memperkirakan, ada 13,5 persen kasus baru yang masuk klasifikasi kelompok berisiko tinggi. Pada Rabu, kasus harian menembus rekor 54.122 kasus. Korea Disease Control and Prevention Agency (KDCA) menyebutkan, jumlah kasus total di Korsel mencapai 1.185.361 kasus dalam populasi 52 juta jiwa.

        Jatah Korut dikurangi

        Program berbagi vaksin Covid-19 global Covax, telah mengurangi jumlah dosis yang dialokasikan untuk Korea Utara (Korut). Langkah ini diambil karena Korut tak kunjung mengatur pengiriman vaksin.

        "Vaksin dialokasikan ke (Korut) dengan pertimbangan teknis untuk memungkinkan negara tersebut mengejar target imunisasi internasional pada 2022 jika pemerintah memutuskan untuk memperkenalkan imunisasi COVID-19 sebagai bagian dari respons pandemi nasional," kata juru bicara aliansi vaksin global Gavi.

        Sejauh ini, Korut tidak  mengimpor vaksin Covid-19. Namun, beberapa laporan media menunjukkan, setidaknya beberapa orang penting di Korut, seperti pejabat pengawas perbatasan, telah divaksinasi.

        Tahun lalu, Korea Utara menolak pengiriman vaksin Covid-19 AstraZeneca di bawah skema Covax, karena khawatir terhadap efek samping dari vaksin tersebut. Pyongyang juga menolak tawaran 3 juta dosis vaksin Covid-19 dari Sinovac Biotech China tahun lalu. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: