Indonesia merupakan produsen dan eksportir minyak kelapa sawit terbesar di dunia sejak tahun 2006 lalu. Luas perkebunan kelapa sawit Indonesia tercatat 16,381 juta hektare atau sekitar 67 persen dari total perkebunan sawit dunia. Pesatnya pertumbuhan luas lahan sawit berimplikasi positif terhadap berbagai aspek kehidupan di antaranya aspek ekonomi, sosial, dan ekologi.
Kontribusi sawit yang begitu besar terhadap negara faktanya tidak sebanding dengan kegiatan pengembangan penelitian yang dilakukan. Padahal, kegiatan penelitian bisa menjadi salah satu pendorong tumbuhnya industri dan meningkatnya nilai tambah (value added) produk sawit.
Baca Juga: Kelola 19.091 Ha Perkebunan, Sawit Mandiri Lestari Tegas Jalankan Prinsip Keberlanjutan Bisnis
Merujuk pada data base PatentScope® World Intellectual Property Rights Organization (WIPO) yang ditelusuri InfoSAWIT.com, dengan kata kunci "palm oil" pada deskripsi paten, terdapat 7.459 inovasi untuk industri kelapa sawit. Namun demikian, pengembangan inovasi tersebut didominasi oleh Amerika Serikat sebanyak 55 persen; disusul Belanda 7 persen; Inggris 6 persen; Swiss 4 persen; dan Jerman 3 persen.
Sementara untuk negara-negara Asean, melansir laman InfoSAWIT.com pada Selasa (15/2/2022), yang paling banyak menghasilkan inovasi kelapa sawit ialah Malaysia dan Singapura masing-masing mencapai 1,06 persen dan 0,46 persen dari total inovasi kelapa sawit yang dihasilkan di dunia. Sementara itu, Indonesia baru menghasilkan inovasi sebanyak 0,04 persen.
Kendati demikian, saat ini sudah ada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) yang mendukung pendaanan untuk riset unggulan sektor sawit. Diharapkan, akan makin banyak riset dan inovasi yang dihasilkan Indonesia dari kelapa sawit.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ellisa Agri Elfadina
Editor: Puri Mei Setyaningrum
Tag Terkait: