Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Laporan Intelijen Estonia Soal Manuver Rusia, Ukraina Kian Genting

        Laporan Intelijen Estonia Soal Manuver Rusia, Ukraina Kian Genting Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
        Warta Ekonomi, Moskow -

        Laporan intelijen Estonia mengenai manuver Rusia di dekat perbatasan Ukraina bikin Amerika Serikat pada rabu (16/2/2022) kembali memberi peringatan.

        Pasalnya, laporan intelijen itu menyebutkan bahwa Rusia terus melanjutkan pembangunan militer kelompok-kelompok pertempuran mendekat menjelang kemungkinan serangan.

        Baca Juga: Meluas, Pesawat Militer Amerika Dicegat Jet Tempur Rusia di Laut Mediterania

        "Ada apa yang Rusia katakan. Dan kemudian ada apa yang dilakukan Rusia. Dan kami belum melihat mundurnya pasukannya," kata Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dalam sebuah wawancara di MSNBC.

        Dia mengatakan bahwa pihaknya  terus melihat unit-unit penting bergerak menuju perbatasan, bukan menjauh dari perbatasan.

        Sebelumnya, Moskow bersikeras mengatakan bahwa pihaknya melakukan penarikan pasukan dari perbatasan Ukraina. 

        Namun Intelijen Estonia membeber bahwa  sekitar 10 kelompok tentara bergerak menuju perbatasan Ukraina.

        Mikk Marran, direktur jenderal Badan Intelijen Luar Negeri Estonia menyebut  bahwa sekitar 170.000 tentara telah dikerahkan

        Serangan itu dikatakan akan mencakup pemboman rudal dan pendudukan "medan utama", tambahnya.

        "Jika Rusia berhasil di Ukraina, itu akan mendorongnya untuk meningkatkan tekanan di Baltik di tahun-tahun mendatang. Ancaman perang telah menjadi alat kebijakan utama bagi Putin," jelas Marran.

        Sementara itu, Inggris juga mengeklaim mendeteksi pergerakan RUsia mendekati perbatasan Ukraina. 

        Kepala intelijen pertahanan Inggris Jim Hockenhull mengatakan, da penampakan kendaraan lapis baja tambahan, helikopter dan rumah sakit lapangan bergerak.

        Kekuatan dunia terlibat dalam salah satu krisis terdalam dalam hubungan Timur-Barat selama beberapa dekade.

        Mereka berebut pengaruh pasca-Perang Dingin dan pasokan energi karena Rusia ingin menghentikan Ukraina bergabung dengan aliansi militer NATO.

        Negara-negara Barat telah menyarankan pengendalian senjata dan langkah-langkah membangun kepercayaan untuk meredakan kebuntuan.

        Barat juga a untuk mendesak warganya meninggalkan Ukraina karena serangan bisa datang kapan saja. 

        Namun, Rusia menyangkal memiliki rencana untuk menyerang negara bekas Soviet tersebut.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: