Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Naik 26%, Investasi Properti Asia Pasifik Disebut Telah Kembali ke Level Sebelum Pandemi

        Naik 26%, Investasi Properti Asia Pasifik Disebut Telah Kembali ke Level Sebelum Pandemi Kredit Foto: Reuters/Edgar Su
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Laporan JLL (NYSE:JLL) Asia Pacific Capital Tracker 4Q21 menunjukkan volume investasi setahun penuh pada 2021 naik 26% secara tahunan. Investasi langsung di pasar real estat komersial Asia Pasifik mencapai US$177 miliar pada tahun 2021, dengan angka volume belanja modal yang kembali ke level tahun 2019.

        “Pemulihan sektor real estat di Asia Pasifik menguat pada tahun 2021 seiring bertambahnya arus modal dari investor yang menunjukkan kepercayaan jangka panjang melalui diversifikasi portofolio investasi di berbagai wilayah dan sektor," kata Stuart Crow, CEO, Capital Markets, JLL Asia Pacific, dalam keterangan tertulis, Kamis (24/2/2022).

        Baca Juga: Ini Salah Satu Jurus Pengembang Properti Hadapi Kondisi Pandemi

        Berdasarkan pantauan JLL, peningkatan ini didorong oleh lonjakan aktivitas di Australia, China, dan stabilitas pasar di Jepang.

        Australia adalah negara yang paling banyak menarik investasi di kawasan ini, dengan peningkatan volume transaksi mencapai US$35 miliar pada tahun 2021, atau 170% lebih tinggi dari tahun sebelumnya.

        Aktivitas tersebut didorong oleh kenaikan transaksi platform logistik sepanjang tahun, dengan rekor tertinggi tercatat sebesar US$9,3 miliar, termasuk pembelian portofolio Milestone senilai AUD3,8 miliar (US$2,7 miliar) oleh ESR dan GIC dari Blackstone. Investasi perkantoran dan ritel juga mulai pulih, terlihat dari transaksi besar-besaran Melbourne Quarter Tower oleh National Pension Service of Korea dan akuisisi 50% dari tiga aset ritel di Sydney oleh LINK REIT.

        Sementara itu, transaksi di China meningkat 21% secara tahunan menjadi US$39 miliar pada 2021, didorong oleh aktivitas di sektor ritel, logistik, dan pusat data. Pencatatan 13 surat berharga investasi properti (REITs) mendapat sambutan baik dari investor dan menandai perkembangan baru di pasar properti dalam negeri China.

        Kemudian di Jepang, sektor real estate mencatat investasi langsung sebesar US$41 miliar, angka tersebut turun 4% jika dibanding tahun sebelumnya, meski di tengah ramainya bisnis multi-keluarga. Di bisnis perkantoran, penjualan dan penyewaan kembali kantor pusat biro iklan Dentsu di Tokyo senilai US$2,8 miliar menjadi salah satu transaksi yang diperhitungkan.

        Pada 2021, investasi logistik mencapai US$48 miliar, tumbuh 50% secara tahunan dan mencapai dua kali lipat sejak 2019. Minat investor terhadap transaksi besar yang bernilai lebih dari US$300 juta meningkat tajam pada 2021. Data JLL menunjukkan adanya peningkatan investasi sebesar empat kali lipat di sektor ini selama dua tahun terakhir.

        JLL memperkirakan bahwa minat investor akan terus meningkat seiring pertumbuhan bisnis penyewaan di kawasan Asia Pasifik dan keinginan investor untuk mengatur ulang portofolio mereka, meskipun ada penurunan imbal hasil dari segmen logistik.

        Pasar perkantoran terus menunjukkan tanda-tanda pemulihan setelah mencatatkan nilai investasi sebesar US$74 miliar pada 2021, naik 17% dibanding tahun 2020. Ini menjadikan sektor tersebut sebagai kelas real estate paling likuid di Asia Pasifik.

        JLL memprediksi minat di pasar perkantoran akan tumbuh 20-30% pada tahun ini seiring stabilnya tingkat penyewaan dan okupansi, serta para investor fokus pada faktor kualitas, kesehatan, dan keamanan dalam berinvestasi di bangunan Grade A.

        Pulihnya tingkat belanja konsumen meningkatkan daya tarik aset ritel di kawasan tersebut pada 2021. Transaksi ritel naik 67% secara tahunan, dengan nilai transaksi mencapai US$36 miliar, hal ini turut dipengaruhi oleh tingkat belanja konsumen dan imbal hasil yang membangkitkan kepercayaan para investor. 

        Dibukanya kembali perjalanan antar negara secara bertahap dan harapan jangka panjang para investor terhadap sektor perhotelan mendorong peningkatan transaksi di sektor ini sebesar 39% secara tahunan menjadi US$8,5 miliar. Berdasarkan estimasi JLL, China, Jepang, Korea dan Australia berkontribusi 82% dari total volume transaksi di sektor ini.

        “Investor menginginkan lebih banyak eksposur ke sektor real estat Asia Pasifik untuk mendapatkan imbal hasil yang menarik. Mereka siap menaikkan kurva risiko untuk mendiversifikasi portofolio," ujar Regina Lim, Head of Capital Markets Research, Asia Pacific, JLL.

        Dengan berbagai kesempatan investasi dan meningkatnya permintaan, kami mengharapkan adanya momentum kenaikan pada 2022 dan kami tetap yakin bahwa volume investasi akan melampaui angka US$200 juta pada tahun ini,” tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Alfi Dinilhaq

        Bagikan Artikel: