Ditekan Pemerintah China, Raksasa Fintech Jack Ma Masih Raup Cuan Rp40 Triliun!
Raksasa fintech Jack Ma Ant Group Co. kemungkinan melihat keuntungan meningkat sekitar 21% dalam tiga bulan hingga September meski ada perombakan yang diminta oleh Beijing. Sebagaimana diketahui, pemerintah China tengah berupaya untuk mengendalikan raksasa teknologi yang berkembang pesat di negara itu.
Perusahaan fintech menyumbang 5,81 miliar yuan (Rp13,2 triliun) untuk pendapatan Alibaba Group Holding Ltd., menurut sebuah pengajuan yang ditunjukkan Kamis kemarin.
Berdasarkan sepertiga saham Alibaba di Ant, itu berarti sekitar 17,6 miliar yuan (Rp40 triliun) laba untuk kuartal Ant September atau meningkat 21% dari tahun sebelumnya. Penghasilan Ant tertinggal seperempat di belakang Alibaba.
Baca Juga: Investasi Jack Ma 'Dikorek' Pemerintah China, Saham Alibaba Jadi Anjlok Dalam-dalam!
Melansir Bloomberg di Jakarta, Jumat (25/2/22) laba yang lebih tinggi ini disebabkan oleh peningkatan keuntungan bersih dari investasi yang dimiliki oleh Ant Group.
Hasil keuntungan ini datang hanya beberapa hari setelah pihak berwenang China meminta kepada perusahaan-perusahaan milik negara dan bank-bank raksasa untuk memulai pemeriksaan baru pada eksposur keuangan mereka dan hubungan lain dengan Ant sebagai tanda pengawasan baru.
China memulai kampanye untuk mengendalikan raksasa teknologinya setelah menggagalkan penawaran umum perdana Ant senilai USD35 miliar (Rp502 triliun) pada akhir 2020. Tindakan keras tersebut telah berkembang menjadi serangan di setiap sektor teknologi China saat Beijing berusaha untuk mengakhiri dominasi beberapa kelas berat dan menciptakan distribusi kekayaan yang lebih adil.
Sebagai bagian dari restrukturisasi yang diperintahkan pemerintah, Ant telah meningkatkan basis modalnya menjadi 35 miliar yuan (Rp79 triliun) dan pindah untuk membangun firewall di ekosistem Alipay, yang memiliki satu miliar pengguna, ke layanan seperti manajemen kekayaan, konsumen peminjaman dan pengiriman.
Pinjaman konsumen yang dibuat bersama dengan bank dipisahkan dari merek "Jiebei" dan "Huabei". Aset yang dikelola di dana pasar uang Yu'ebao, yang pernah menjadi yang terbesar di dunia, turun lebih dari sepertiga tahun lalu menjadi 765 miliar yuan (Rp1.738 triliun) pada Desember.
Alibaba pada hari Kamis melaporkan pertumbuhan pendapatan paling lambat sejak go public, akibat dari tindakan keras China terhadap sektor teknologinya yang berdampak pada keuangan raksasa e-commerce.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajria Anindya Utami
Editor: Fajria Anindya Utami
Tag Terkait: