Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Dampak Konflik Rusia-Ukraina terhadap Harga Minyak Sawit Dunia

        Dampak Konflik Rusia-Ukraina terhadap Harga Minyak Sawit Dunia Kredit Foto: Antara/Muhammad Bagus Khoirunas
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Dalam perdagangangan kontrak berjangka di Bursa Malaysia Derivatives, harga minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) kembali mencetak rekor tinggi. Pada penutupan kontrak berjangka bulan Maret 2022, harga CPO mencapai RM8.163 per ton atau naik RM712 per ton. Begitupun kontrak April yang meningkat menjadi RM7.435 per ton.

        Sejumlah pengamat komoditas mengatakan, konflik Rusia dan Ukraina turut membawa kepanikan bagi pasar minyak nabati dunia. Di India, kalangan pembeli mengkhawatirkan ketidakpastian pasokan minyak bunga matahari dari Ukraina. Akhirnya, India beralih ke CPO dari Malaysia untuk memenuhi permintaan menjelang Ramadan yang dimulai pada awal April.

        Baca Juga: Adakan Pelatihan, BPDPKS Harapkan Petani Sawit Jadi Sumber Ilmu Keterpaduan Sektor Hulu dan Hilir

        Seperti dilansir dari laman Majalah Sawit Indonesia pada Jumat (4/3/2022), Managing Director of India-Based Trading House Athena Tradewinds, Vivek Pathak mengatakan, hingga 28 Februari 2022, dari 500 ribu MT minyak bunga matahari yang dikapalkan dari Ukraina, ternyata baru terealisasi sekitar 450 ribu ton hingga Maret. Perlu diketahui, setiap bulan, permintaan minyak bunga matahari oleh India sekitar 250 ribu MT.

        Dalam sumber yang sama menyebutkan, akibat dari konflik Rusia-Ukraina, saat ini pembeli belum mengajukan pesanan baru untuk minyak bunga matahari dari Ukraina. Dengan pertimbangan, pasokan sebelumnya belum dapat diketahui perkembangannya semenjak serangan Rusia pada 24 Februari lalu.

        Ketatnya pasokan minyak sawit di pasar dunia inilah yang berdampak terhadap tingginya harga. Sebagian besar permintaan tambahan untuk minyak sawit di India dipenuhi oleh Malaysia karena Indonesia telah membatasi ekspor CPO.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: