KemenPPPA: Ini 5 Isu Prioritas terkait Perempuan dan Anak yang Harus Diselesaikan hingga 2024
Dalam peringatan Hari Perempuan Internasional pada tahun ini Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) mengusung tema “Gender equality today for a sustainable tomorrow”.
Dengan ini KemenPPPA berhardap dapat memberikan kesempatan kepada perempuan dan anak untuk merefleksikan kemajuan yang telah dibuat, menyuarakan perubahan, berkontribusi dalam pengambilan keputusan dan untuk merayakan keberanian dan tekad perempuan dan anak yang memainkan peran luar biasa dalam sejarah kepada komunitas dan negara.
Baca Juga: Menteri PPPA Sambut Baik Kepmenaker untuk Perlindungan dari Kekerasan Seksual di Tempat Kerja
Menteri PPPA Bintang Puspayoga mengatakan untuk mengurai berbagai permasalahan perempuan dan anak, tentunya dibutuhkan langkah-langkah yang konkret dan terarah. Untuk itu, Presiden RI, Bapak Joko Widodo telah mengamanatkan 5 isu prioritas terkait perempuan dan anak yang perlu diselesaikan oleh dalam periode waktu 2020-2024, yaitu:
- Peningkatan pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan yang berperspektif gender;
- Peningkatan peran ibu dan keluarga dalam pendidikan/pengasuhan anak;
- Penurunan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak;
- Penurunan pekerja anak; dan
- Pencegahan perkawinan anak.
“Dari kelima isu prioritas tersebut, pemberdayaan perempuan secara ekonomi melalui kewirausahaan adalah hulunya. Ketidakberdayaan perempuan secara ekonomi menjadi salah satu akar masalah terjadinya kekerasan terhadap perempuan dan anak, perdagangan orang, perkawinan anak, maupun pekerja anak,” ucap Bintang dalam keterangan saat acara Webinar Internasional dengan tema “Perempuan Berdaya, Perempuan Berani Bersuara" yang akan diselenggarakan pada Rabu (9/3/2022).
Selain itu, peran ibu dan keluarga dalam pendidikan dan pengasuhan anak juga punya peran strategis dan sangat menentukan kualitas anak sebagai generasi penerus bangsa. Dengan kata lain, peran perempuan dalam mengurai berbagai permasalahan prioritas cukup sentral.
Berbagai isu yang mengiringi perempuan ini perlu menjadi perhatian, karena mengecilkan potensi-potensi perempuan untuk membawa perubahan baik, tidak hanya untuk dirinya, namun juga keluarga, masyarakat, negara, bahkan dunia. Jika ini terus menerus terjadi, lanjut Bintang perempuan Indonesia akan kehilangan potensi emas perempuan yang bisa membawa bangsa ini pada kemajuan.
Sementara, dalam kesempatan yang sama Shiranthi Rajapaksa yang merupakan istri dari Presiden Sri Lanka keenam, Mahinda Rajapaksa mengatakan pemberdayaan perempuan, telah menjadi fitur yang sangat penting, yang dapat ditelusuri ke dalam sejarah sejarah terbesar Sri Lanka.
Wanita Srilanka, kata Shiranthi selalu berada di garis depan, dalam mengambil keputusan yang paling bijaksana, dan menjaga kepentingan keluarga mereka.
“Bagian menyedihkan dari kehidupan wanita, terutama di bagian Asia, adalah bahwa perjuangan perempuan untuk mendukung keluarganya sering kali tidak dipandang oleh pasangannya (Suami),” ujae Shiranthi.
Kekerasan dalam rumah tangga, menurut Shiranthi sebagian besar tidak dilaporkan. Hal ini menjadi salah satu situasi paling menyedihkan yang harus dihadapi perempuan. Ia berharap semua pihak bersatu untuk memberdayakan perempuan.
“Agar mereka dapat mengarungi badai, karena dengan berkerjasama kami percaya bahwa para perempuan di dunia cukup kuat menghadapinya,” lanjutnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Alfi Dinilhaq