Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kesejahteraan Nelayan Masih Rendah, Ono Surono: Butuh Inovasi Pengolahan Produk Perikanan

        Kesejahteraan Nelayan Masih Rendah, Ono Surono: Butuh Inovasi Pengolahan Produk Perikanan Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Bogor -

        Indonesia memiliki potensi perikanan dan kelautan yang sangat besar. Dua pertiga wilayah Indonesia adalah laut dan panjang pantai terpanjang ke 3 di dunia. Salah satunya adalah di Kabupaten Indramayu yang memiliki panjang pantai 147 km (terpanjang di Jawa Barat). 

        Saat menjadi narasumber dalam Seminar Nasional dengan tema "Peluang dan Tantangan Potensi Olahan Produk Perikanan dan Kelautan Indramayu", Anggota DPR RI Komisi IV, Ono Surono, menjelaskan potensi kelautan di Indramayu.

        Baca Juga: Soal Izin Pemanfataan Ruang Laut, Ini Penjelasan Agung Sedayu Group

        "Indramayu merupakan produsen perikanan tangkap, budi daya, dan garam terbesar di Jawa Barat sehingga Sumber Daya Perikanan dan Kelautan di Indonesia maupun di Indramayu merupakan potensi raksasa ekonomi yang seharusnya bisa menyejahterakan para pelaku usahanya," katanya dalam seminar nasional yang digelar Forum Indramayu Studi dan Ikatan Keluarga dan Mahasiswa Dharma Ayu (IKADA) Bogor tersebut, Kamis (10/3/2022).

        Ono menjelaskan sejak umur 22 tahun di tahun 1996, dirinya sudah berkecimpung dalam usaha perikanan, dari mulai perikanan tangkap, budi daya ikan/udang sampai menjadi bakul/pedagang ikan/udang. Saat itu, kondisi nelayan, pembudi daya ikan masih menjadi kelompok usaha yang belum disentuh oleh program-program pemerintah.

        "Hal itulah yang menjadi dasar saya masuk ke dunia politik untuk bisa ikut berkontribusi dalam mendorong pemerintah untuk membuat kebijakan/program perikanan dan kelautan yang akan menyejahterakan nelayan dan pembudi daya ikan," katanya.

        Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat ini melihat sejumlah permasalahan, di antaranya derajat pendidikan, kesehatan dan daya beli nelayan dan pembudidaya ikan yang masih sangat rendah. Selain itu, permasalahan dasar di perikanan tangkap, budi daya, dan pergaraman yang masih sangat besar terutama masalah infrastruktur, sarana/prasarana, permodalan, teknologi, dll.

        Menurutnya, anggaran pemerintah dalam bidang perikanan dan kelautan masih sangat kecil. Bila dirata-ratakan dari mulai APBN, APBD Provinsi, dan APBD Kabupaten/Kota, anggarannya baru sebesar 0,4-0,5 persen. "Dengan luas laut, panjang pantai, dan jumlah pelaku usaha di Indonesia, di Provinsi dan Kabupaten/Kota yang mempunyai laut dan pantai, dipastikan tidak akan mampu membangkitkan raksasa ekonomi perikanan dan kelautan," jelasnya.

        Ono mengatakan, dengan segala permasalahan itu, diperlukan inovasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan nelayan dan pembudi daya ikan serta petambak garam. Salah satunya adalah dengan menggerakkan usaha pengolahan hasil perikanan dan kelautan yang potensinya masih sangat besar.

        Pasalnya, kata Ono, belum banyak berdiri usaha/industri pengolahan produk perikanan dan kelautan di Indonesia dan Indramayu. Dia berharap dengan adanya seminar dapat memberikan pencerahan, ilmu, pengetahuan, inovasi sekaligus sharing pengalaman serta mendorong Pemerintah Pusat (KKP), Pemerintah Daerah bahkan Perguruan Tinggi untuk lebih keras lagi dalam membuat program-program dan inovasi dalam menjadikan sektor perikanan dan kelautan di Indonesia dan Indramayu sebagai raksasa ekonomi sekaligus menyejahterakan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam.

        Ono juga mendorong kepada masyarakat dan para pelaku usaha untuk mulai melirik usaha olahan produk perikanan dan kelautan karena peluangnya sangat besar sehingga dengan industri olahan ikan yang sudah besar di Indramayu seperti kerupuk ikan dan udang yang berbahan baku ikan remang/cunang. Terlebih, peluang masih ada pada olahan ikan-ikan lainnya seperti tonggol, lele, nila, udang, bandeng, bahkan rumput laut dan garam masih sangat besar.

        Adanya marketplace yang sudah sangat modern, mudah dan tidak perlu tempat/toko konvensional (tidak perlu modal besar), yaitu melalui e-commerce seperti Tokopedia, Shoppee, Bukalapak, Lazada, Gojek, Grab, dll. seharusnya membuat rakyat secara umum bisa membaca peluang usaha olahan.

        "Semoga mempunyai niat untuk memulai usaha olahan produk perikanan dan kelautan dan bagi yang sudah semoga terus meningkatkan usahanya dengan inovasi produk yang mengikuti tren pasar," pungkasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rahmat Saepulloh
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Bagikan Artikel: