Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Saatnya Berhemat, Kenaikan Harga BBM Momentum Gunakan Transportasi Umum

        Saatnya Berhemat, Kenaikan Harga BBM Momentum Gunakan Transportasi Umum Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Naiknya harga minyak dunia yang berdampak terhadap makin tingginya harga BBM di Indonesia terutama untuk jenis BBM Umum yang memang tidak disubsidi oleh Pemerintah. Sesuai dengan Perpres 191/2014, di Indonesia beredar 3 jenis BBM.

        Pertama BBM Jenis Tertentu (JBT) yang memang mendapatkan subsidi yaitu minyak tanah dan solar subsidi. Kedua, BBM Jenis Khusus Penugasan (JBKP) yaitu BBM RON mininal 88 . Ketiga, BBM Umum adalah diluar ke dua jenis BBM tersebut seperti Pertamax Series, Dexlite dan Pertamina Dex.

        Baca Juga: Kenaikan Harga Minyak Momentum Gunakan BBM Kualitas Tinggi

        Untuk formula dan harga BBM Umum mengacu kepada KepMen ESDM 62/2020 dimana memang ditetapkan oleh Badan Usaha dengan acuan harga rata-rata MOPS/Argus yang pastinya mengikuti harga minyak dunia. Hal ini yang menyebabkan kenapa harga BBM Umum cenderung fluktuatif dan mengikuti harga minyak dunia.

        Oleh karena ini, di tengah kondisi ekonomi dan harga komoditas global yang tidak menentu, maka sebaiknya kita mulai kembali berhemat dalam menggunakan BBM. Demikian disampaikan Direktur Executive Energy Watch, Mamit Setiawan dalam keterangan tertulisnya Senin (14/3/2022)

        "Seiring dengan mulai tumbuhnya roda perekonomian pascapandemi kemarin dimana mobilitas masyarakat sudah mulai masif dan kebutuhan akan BBM mulai meningkat, tapi di sisi lain harga BBM mengalami lonjakan yang cukup signifikan dan pastinya akan berdampak terhadap beban keuangan  maka saya menghimbau agar kita bisa lebih berhemat dalam menggunakan BBM dalam kegiatan sehari-hari. Agar beban keuangan kita bisa berkurang akibat naiknya harga BBM," jelas Mamit.

        Dia menyampaikan, salah satu bentuk untuk melakukan penghematan BBM adalah dengan menggunakan transportasi umum. Apalagi, saat ini transportasi umum sudah berbenah dan mampu memberikan kenyamanan bagi penggunanya.

        "Penggunaan moda transportasi umum merupakan upaya agar kita bisa lebih berhemat dalam menggunakan keuangan kita, apalagi transportasi umum sudah nyaman dalam memberikan pelayanan kepada penggunanya. Kita juga bisa membantu pemerintah mengurangi emisi gas rumah kaca. Ingat, kita mempunyai target mengurangi emisi gas karbon dioksida sebesar 29% pada 2030 yang akan datang, " urai Mamit kembali.

        Baca Juga: Pertamina Naikkan Harga BBM, Pengamat: Keputusan Tepat!

        Selain itu, sebagai bentuk mengurangi penggunaan BBM, sudah saatnya penggunaan kendaraan listrik mulai ditingkatkan. Hal ini akan memberikan manfaat juga membantu PLN dalam meningkatkan konsumsi listrik yang saat ini sedang berlebih.

        "Perlu upaya khusus dari pemerintah agar penggunaan kendaraan listrik ini terus meningkat. Selain infrastruktur, untuk harga dan desain kendaraan listrik harus bisa menyesuaikan dengan karakter dan kondisi jalan di Indonesia. Jika bisa masif, maka ini menjadi salah satu cara dalam meningkatkan konsumsi listrik di masyarakat di tengah suplai listrik yang masih  berlebih seperti saat ini,"terang Mamit.

        Dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan dalam menggunakan moda transportasi umum, Mamit meyakini akan membantu mengurangi beban pengeluaran masyarakat untuk membeli BBM.

        "Saat ini harga BBM RON 92 di SPBU swasta saja, secara keekonomian sudah berada di angka Rp12.900 per liternya. Belum lagi untuk biaya parkir dan juga biaya tol yang harus di keluarkan. Dengan menggunakan moda transportasi umum dan kendaraan listrik, kita bisa berhemat dan juga membantu pemerintah dalam mengurangi emisi karbon dioksida dalam rangka menjaga udara yang kita hirup bisa lebih bersih dan sehat."pungkas Mamit.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Vicky Fadil
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: