Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Mungkinkah Kotak Hitam China Eastern Dapat Ditemukan?

        Mungkinkah Kotak Hitam China Eastern Dapat Ditemukan? Kredit Foto: Reuters/Carlos Garcia Rawlins
        Warta Ekonomi, Beijing -

        Pencarian korban dan kotak hitam (black box) terpaksa dihentikan karena hujan deras di China selatan pada Rabu (23/3/2022). Kotak itu adalah informasi penerbangan yang dapat menjelaskan mengapa pesawat penumpang China Easter Airlines jatuh ke lereng gunung dua hari sebelumnya dengan 132 orang di dalamnya.

        Air hujan mengisi depresi di tanah lunak yang disebabkan oleh dampak kecelakaan itu, televisi pemerintah melaporkan, dan biro cuaca setempat mengatakan ada risiko tanah longsor, aliran deras dan angin kencang saat kondisi memburuk di pegunungan wilayah Guangxi.

        Baca Juga: CEA Jatuh di China, Kemenhub: Boeing 737-80 Tetap Beroperasi Seperti Biasa

        Cuaca basah diperkirakan akan berlangsung selama sisa minggu ini, lapor Reuters, Rabu (23/3/2022).

        Penerbangan MU5735 sedang dalam perjalanan dari barat daya kota Kunming, ibu kota provinsi Yunnan, ke Guangzhou di provinsi Guangdong yang berbatasan dengan Hong Kong, ketika jet Boeing 737-800 tiba-tiba jatuh dari ketinggian jelajah pada waktu yang biasanya akan mulai turun ke depan dari pendaratannya.

        Penyebab kecelakaan itu belum ditentukan, dengan otoritas penerbangan memperingatkan bahwa penyelidikan mereka akan sangat sulit karena kerusakan parah pada pesawat.

        Kerabat putus asa dari orang-orang yang berada di kapal mengunjungi lokasi kecelakaan di pagi hari, melewati pos pemeriksaan yang ditetapkan di desa Lu.

        Wartawan dan sukarelawan dilarang masuk, tetapi saudara ipar seorang wanita dalam penerbangan yang malang itu berbicara kepada Reuters di pos pemeriksaan, sementara wanita lain yang berduka terdengar meratap di dalam tenda.

        "Yang saya inginkan hanyalah harapan, harapan untuk bertahan hidup," kata pria berusia 57 tahun, yang bermarga Ding, kepada Reuters.

        Menggambarkan saat dia mendengar tentang bencana itu, dia berkata: "Rasanya seperti hatiku hanya menjatuhkan."

        Data FlightRadar24 menunjukkan pesawat jatuh dengan kecepatan 31.000 kaki per menit - ketinggian gedung 50 lantai setiap detik.

        Bencana itu terjadi ketika Boeing berusaha untuk pulih dari beberapa krisis, terutama dampak pandemi virus corona pada perjalanan udara dan masalah keamanan atas model 737 MAX-nya setelah dua kecelakaan mematikan.

        China Eastern juga menghadapi kerugian yang semakin dalam dan pengawasan peraturan yang lebih ketat setelah kecelakaan itu.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Muhammad Syahrianto

        Bagikan Artikel: