Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Deforestasi dan Sawit, Yuk! Pahami 5 Fakta Unik Berikut

        Deforestasi dan Sawit, Yuk! Pahami 5 Fakta Unik Berikut Kredit Foto: Antara/Raisan Al Farisi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berdasarkan hasil studi yang meneliti tentang asal usul lahan perkebunan sawit Indonesia melalui data-data nyata dari potret citra satelit ditemukan bahwa 62 persen berasal dari lahan terdegradasi dan 37 persen dari pertanian, perkebunan, dan agroforestri.

        Baca Juga: Sejumlah Petani Sawit Sambangi Istana, Bahas Prahara Minyak Goreng?

        Melansir laman Palm Oil Indonesia pada Kamis (24/3/2022), berikut beberapa fakta tentang deforestasi yang benar, antara lain:

        1. Perkebunan kelapa sawit bukan fenomena deforestasi, melainkan restorasi sosial, ekonomi, dan ekologis;
        2. Penyebab deforestasi dan degradasi hutan di Indonesia bukan karena ekspansi kebun sawit, melainkan adanya pengembangan lahan pertanian, kebijakan transmigrasi, dan HPH;
        3. Ternyata hanya 3 persen dari pengembangan perkebunan sawit yang berasal dari konversi langsung hutan. Sementara, sisanya justru berasal dari konversi pertanian dan daratan yang terlantar (degraded land);
        4. Komisi Eropa menyebut bahwa pemicu deforestasi global, yakni penyediaan peternakan sapi serta perluasan kebun kedelai dan jagung. Perluasan peternakan sapi memakan luas tanah hingga 58 juta hektare, sedangkan perkebunan kedelai dan jagung sekitar 20,9 juta hektare;
        5. Pemicu deforestasi lainnya ialah kebakaran hutan, produksi kayu, dan sejumlah kegiatan pertanian lainnya. Sementara, kegiatan perluasan kebun sawit hanya sekitar 2,3 persen dari deforestasi global.

        "Selain itu, penyebab polemik deforestasi lainnya yaitu karena adanya perbedaan di antara para peneliti, lembaga, atau NGO. Perbedaan ini terkait dengan pemahaman definisi hutan, sejarah, hingga definisi deforestasi sehingga menimbulkan cara pandang terhadap perubahan hutan," catat laman Palm Oil Indonesia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ellisa Agri Elfadina
        Editor: Puri Mei Setyaningrum

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: