Ulang Tahun Ke-20 Jaya Budaya dan Manik Harum, Gamelan Bali Menggema di Amerika Serikat
Rayakan 20 tahun kelahiran kelompok gamelan Bali di negara bagian Montana, komunitas gamelan Jaya Budaya dan Manik Harum tampil memukau dalam 'World Rhythm Concert: 20th Anniversary Celebration of Balinese Gamelan'. Pertunjukan ini diselenggarakan di Universitas Montana, Amerika Serikat (AS) yang dihadiri oleh setidaknya seratus warga lokal (03/04/2022).
Puluhan warga AS dan diaspora Indonesia yang tergabung dalam komunitas gamelan tersebut tampil memeriahkan acara. Mereka terdiri dari beragam profesi, mulai dari dosen, pengajar, mahasiswa hingga pengusaha lokal AS yang telah lama bergabung dalam komunitas gamelan Bali di negara bagian Montana.
Baca Juga: Geliat Bali Kembali Terasa, Pelaku UMKM Mulai Kebanjiran Berkat
I Made Lasmawan, seorang seniman Bali yang telah tinggal sekitar 40 tahun di AS dan mendedikasikan dirinya pada dunia gamelan, memimpin tampilan gamelan dengan iringan musik yang memukau para hadirin.
Tidak kalah menarik pula, I Gede Oka Artha Negara, penari profesional asal Santa Cruz, California menampilkan tarian di antaranya Jauk Manis yang mengisahkan seorang Raja dengan karakter tegas dan lembut untuk memberikan pesan kepemimpinan yang berwibawa, bijaksana dan mengayomi rakyatnya.
Baca Juga: Perkembangan Teknologi dan Informasi Harus Jadikan Masyarakat Digital yang Berbudaya Indonesia
Menurut Robert LedBetter, seorang guru besar Universitas Montana yang juga menjadi bagian dari grup gamelan yang tampil, partisipasi warga AS dalam perayaan gamelan Bali kali ini menjadi daya tarik tersendiri terutama bagi warga Montana.
Sejalan dengan itu, Dorothy Morisson, seorang duta budaya dari Kota Missoula yang memimpin grup gamelan Manik Harum, juga menyampaikan kesan yang mendalam setelah tampil dalam acara tersebut. Mereka semua telah mempelajari berbagai kesenian tradisional Indonesia bahkan terlihat piawai dalam memerankan tarian dan gamelan Bali.
Pertunjukan seni dan budaya seperti ini menjadi media yang penting untuk menyampaikan pesan positif mengenai identitas bangsa Indonesia yang multikultural termasuk melestarikan keluhuran warisan budaya Indonesia.
Seperti halnya di AS yang mengenal "Unity in Diversity", Indonesia juga memiliki semboyan "Bhinneka Tunggal Ika" yang menegaskan pentingnya persatuan di tengah keberagaman dan berbagai perbedaan yang ada, sebagai nilai falsafah hidup yang telah lama mengakar di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk.
Baca Juga: Sebut Pawang Hujan Tradisi Leluhur, Budayawan: Tiap Orang Punya Kepercayaan Berbeda
Untuk itu, di akhir acara, KJRI San Francisco menyampaikan apresiasi dan piagam penghargaan kepada para seniman dan pemain gamelan. Hal tersebut sebagai tanda terima kasih dan penghargaan yang tinggi atas dedikasi dan sumbangsih yang mereka lakukan selama puluhan tahun agar terus meningkatkan citra positif Indonesia melalui diplomasi budaya di negeri Paman Sam terutama negara bagian Montana.
"KJRI San Francisco sangat mengapresiasi dan kagum kepada warga Amerika Serikat yang dengan pakaian tradisional Indonesia yang dikenakan secara sempurna, tampil dalam peringatan 20 tahun kelahiran kelompok gamelan Bali di negara bagian Montana," ujar Konsul Penerangan dan Sosial Budaya KJRI San Francisco, Mahmudin Nur Al-Gozaly.
Baca Juga: Dorong Pemajuan Kebudayaan, Nadiem Makarim Gandeng Sri Mulyani Hadirkan Dana Indonesiana
Keberagaman di Indonesia merupakan modal sosial yang penting bagi kemajuan bersama. Kemajemukan tidak dapat menjadi alasan bagi siapapun untuk bersikap eksklusif dan egosentris yang malah dapat mengancam persatuan dan kesatuan.
Sebaliknya, pluralitas budaya justru harus menjadi sumber kekuatan untuk menyatukan dan meningkatkan berbagai kreativitas dan produktivitas baru anak bangsa di berbagai bidang kehidupan demi kemajuan Negara Republik Indonesia.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Martyasari Rizky
Editor: Ayu Almas
Tag Terkait: