Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Optimalkan EBT di Sektor Halal, Ini Tiga Jurus dari Gubernur BI

        Optimalkan EBT di Sektor Halal, Ini Tiga Jurus dari Gubernur BI Kredit Foto: Fajar Sulaiman
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengungkapkan tiga hal penting yang perlu diperhatikan terkait upaya mengoptimalkan pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dalam mendukung ekonomi, termasuk sektor halal korporasi.

        "Pertama, bagaimana kemampuan kita merancang dan mendesain suatu proyek yang pro-green, pro-environment, dan dalam ekonomi syariah tentunya pro-halal," kata Perry dalam Muhadatsah Dewan Pakar Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) yang digelar secara virtual, Sabtu (9/4/2022).

        Menurut Perry, kemampuan mendesain suatu proyek merupakan hal penting lantaran hal ini tidak hanya menyangkut EBT, tetapi juga kesehatan dan kesejahteraan rakyat.

        Kemudian, aspek kedua adalah tentang bagaimana merancang struktur keuangan. Gubernur BI yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Pakar PP MES itu mengatkaan sudah banyak pengembangan struktur keuangan untuk ekonomi hijau yang menerapkan sistem blended financing. Baca Juga: Dongkrak Energi Bersih, PLN Tambah Dua Pembangkit EBT di Lampung

        "Bahwa struktur financing untuk green economy bisa sebagian dari komersial dan juga philanthropic financing yang digunakan untuk pembiayaan EBT," jelas dia.

        Terakhir, yaitu tentang bagaimana respons terhadap transisi dari kondisi saat ini menuju arah pengembangan proyek maupun financing yang environmental, social, dan governance (ESG) sehingga dapat berkelanjutan.

        "Karena ini memerlukan suatu transisi yang disesuaikan dengan kondisi negara masing-masing. Di Indonesia, banyak energi yang bertumbuh, tetapi banyak juga energi lainnya yang memerlukan biaya yang tinggi. Jadi, transisi itu menjadi suatu yang penting," pungkasnya.

        Terkait transisi ini, Perry menggarisbawahi bahwa transparansi juga perlu dilibatkan. "Bagaimana suatu negara berkomitmen transisi dari kondisi sekarang ke yang akan datang. Bahkan, komitmen ini juga ada kesepakatan-kesepakatan yang perlu kita pahami, termasuk dengan Paris Commitment yang terkait pengurangan emisi karbon," tutup dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Imamatul Silfia
        Editor: Fajar Sulaiman

        Bagikan Artikel: