Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kementerian ESDM Tegaskan Transisi Energi RI Tak Bergantung pada AS

Kementerian ESDM Tegaskan Transisi Energi RI Tak Bergantung pada AS Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemerintah Indonesia menegaskan komitmennya untuk memperkuat pengembangan energi baru dan terbarukan (EBT), meskipun Amerika Serikat kembali menunjukkan dukungan terhadap penggunaan batu bara.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi, menyatakan bahwa arah kebijakan energi nasional tetap fokus pada transisi energi bersih dan berkelanjutan.

“Nanti di RUPTL itu tambah banyak banget (EBT). Jadi, berapa giga-nya nanti kita pastikan ya setelah final. Karena ini pun, Pak Menteri juga nambah Banda Baru (PLTP), gitu kan malah nambah EBT, gitu. Jadi, nanti tetap banyak. Tetap banyak yang dari EBT,” ujar Eniya kepada media, Senin (14/4/2025).

Baca Juga: APBI Nilai Kebijakan Batu Bara Trump Tak Ganggu Ekspor Indonesia

Eniya menjelaskan bahwa meskipun isu batu bara masih mengemuka, pemerintah tetap fokus pada hilirisasi untuk mengoptimalkan nilai tambah dari batu bara. Salah satunya adalah melalui teknologi gasifikasi untuk menghasilkan syngas yang dapat diolah menjadi DME (dimethyl ether) maupun hidrogen.

“Jadi, low rank coal itu bisa digunakan untuk menghasilkan gas. Gas kan gasifikasi. Dengan prosesnya gasifikasi, bisa menghasilkan syngas di mana hidrogen itu ada. Baru diproses ke DME. Nah, itu salah satu hilirisasi yang dilakukan oleh Pak Menteri juga,” jelasnya.

Baca Juga: Kementerian ESDM Sebut Harga Batu Bara Bakal Terkontraksi di 2025

Menanggapi dinamika global, termasuk mundurnya Amerika Serikat dari kemitraan transisi energi seperti Just Energy Transition Partnership (JETP), Eniya memastikan bahwa program tersebut di Indonesia tetap berjalan. Saat ini, kepemimpinan JETP telah diambil alih oleh Jerman dengan dukungan aktif dari Komisi Eropa dan Jepang.

“JETP itu sudah di-take lead oleh Jerman. Jadi, European Commission itu sudah mengambil alih walaupun Amerika sudah tidak ada, di-take lead-nya oleh Jerman dan juga kontribusi yang besar dari Jepang. Jadi, saya rasa itu yang kemarin dipastikan ya. Bahwa JETP tetap berjalan,” tegasnya.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: