Mahasiswa Nggak Geruduk Istana, Refly Harun Sebut Ada 'Sakralisasi' Hingga Singgung Era SBY, Simak!
Tensi panas politik di Indonesia meningkat akhir-akhir ini. Wacana penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden ataupun 3 periode makin menyeruak seakan tiada tentu kapan bisa berhenti.
Publik pun mulai “gerah” hingga akhirnya kelompok Mahasiswa sudah turun ke jalan untuk menuntut penghentian isu penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden tersebut.
Per hari ini, Senin (11/4/22) mahasiswa akhirnya turun langsung ke jalan untuk menyuarakan masalah-masalah serius yang dianggap pemerintah belum bisa diatasi maksimal oleh pemerintah, di antaranya adalah penundaan pemilu dan perpanjangan masa jabatan presiden atau 3 periode.
Awalnya banyak yang menyebut, mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) akan melangsungkan aksi di depan Istana Merdeka dengan harapan langsung bertemu Presiden Jokowi, namun pada akhirnya aksi dilangsungkan di depan Gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Baca Juga: Gerakan Aksi Mahasiswa 11 April Tak Tertahan, Puan Maharani: Jangan Mengganggu Ketertiban Umum!
Mengenai gagalnya mahasiswa untuk aksi di Istana, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyampaikan pandangannya.
Refly menyebut pemindahan fokus aksi ke gedung DPR menunjukkan adanya “sakralisasi” pada gedung istana.
“Pada masa pemerintahan presiden Jokowi ini kelihatannya Istana agak sakral, jadi sudah ada sakralisasi istana lagi,” ujar Refly lewat video di akun Youtube miliknya, dikutip Senin (11/4/22).
Hal ini karena menurut Refly sangat sulit bagi para peserta aksi yang ingin menyuarakan suaranya di sekitar istana.
Lanjut Refly, massa hanya bisa memfokuskan aksinya di sekitar kawasan patung kuda saja.
Refly menyinggung masa atau era Kepemimpinan SBY yang menurutnya beberapa kali ada aksi di Istana dan secara umum tidak ada masalah.
Baca Juga: Demo Mahasiswa 11 April Tidak Tertahan Lagi, Jenderal Andika Pastikan Hal Ini, Simak Baik-baik!
“Sebelumnya titik demonstrasi, di situ. Saya ingat pernah juga, demo mengenai pemilihan kepala daerah secara langsung di situ juga demonya pada jaman pemerintahan SBY dan relatifly tidak ada masalah.
Atas dasar itu Refly menyebut bahwa Istana menjadi kawasan sakral untuk didekati.
“Istana dan pengamannnya masih terlalu kuat bagi mahasiswa untuk mampu menerobosnya,” tegas Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto