Di tahun 2020, pandemi COVID-19 memaksa orang-orang di seluruh penjuru dunia harus bekerja di luar kantor atau bekerja dari rumah, maupun di mana saja. Berkat pengembangan dan distribusi yang luas tentang vaksin COVID-19 di tahun 2021, menghadirkan peluang tentang bagaimana orang-orang dapat bekerja dengan metode hybrid working.
Metode hybrid working diperkirakan akan menjadi tren di tahun 2022. McKinsey menyurvei bahwa sewaktu pra-pandemi, sebanyak 30% memilih untuk bekerja secara hybrid, 62% on-site, dan 8% dari jarak jauh. Kemudian, pasca pandemi, tercatat 52% memilih untuk melakukan hybrid working, 37% bekerja di kantor, dan 11% dari jarak jauh.
Baca Juga: Berhasil Lakukan Transformasi Bisnis, Laba PTPN Group Melesat 500% Jadi Rp4,6 Triliun di 2021
Bukan hanya menjadi tren, hybrid working ternyata memberi beberapa manfaat. Microsoft mencatat sebanyak 82% leaders dari perusahaan di seluruh Eropa mengatakan bahwa setidaknya perusahaan mengalami produktivitas dibandingkan sebelum pandemi terjadi. Hal ini dikarenakan karyawan menjadi fleksibel dalam memanfaatkan waktu mereka dengan lebih baik.Dengan bekerja secara hybrid, mereka dapat menghindari waktu perjalanan pulang-pergi kerja yang sibuk di jam-jam tertentu dan mengurangi pengeluaran harian.
Terkait kebahagiaan dalam bekerja, SurveyMonkey 2020 juga mengatakan, pekerja jarak jauh lebih merasa bahagia dibandingkan rekan kerja mereka yang bekerja di kantor. Hal tersebut dikarenakan manfaat psikologis yang mereka peroleh seperti dapat menggunakan pakaian santai, memiliki banyak waktu dengan keluarga, memasak, dimana semuanya dapat dilakukan sewaktu hybrid working.
Dengan adanya tren dan manfaat lebih dari tipe bekerja ini, perusahaan tampaknya perlu lebih serius dalam menggodok penerapan sistem hybrid working pada organisasi mereka. Meskipun hybrid working memiliki manfaat, terdapat juga beberapa masalah yang dihadapi karyawan ketika bekerja dengan mode ini. Seperti distraksi ketika melakukan virtual meeting dari rumah atau dari mana saja, yang membuat komunikasi dan koordinasi seringkali terhambat.
Dalam upaya untuk melakukan transisi menuju hybrid working, perusahaan harus berinvestasi dalam mendesain kembali infrastruktur bekerja yang diperlukan. Salah satunya yakni menggunakan perangkat teknologi yang mendukung ketika melakukan virtual meeting secara jarak jauh. Sehingga mampu meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerja walau karyawan bekerja dengan fleksibel dari mana saja.
Baca Juga: PDIP Hajar Telak Luhut Binsar Pandjaitan, Deklarator Barnas: Tak Beretika!
Business Development Manager, VDO, Jabra Indonesia, Louis Sudarso menjelaskan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah tatanan ekosistem bekerja. “Tren hybrid working di tengah situasi yang tidak menentu ini, membuat perusahaan harus melakukan penyesuaian dalam beberapa hal. Salah satunya kembali merubah metode bekerja dengan melakukan efisiensi terhadap fasilitas yang digunakan untuk menunjang pekerjaan. Tak lain tujuan nya adalah mendukung performa karyawan sehingga menjadi lebih produktif meskipun bekerja dari rumah, kantor, atau jarak jauh.” tutur Louis.
Untuk menunjang kebutuhan perusahaan dalam melakukan penyesuaian tren hybrid working, Jabra menghadirkan perangkat konferensi video premium yaitu PanaCast 20 di Indonesia. “Perangkat ini dirancang untuk memenuhi lingkungan hybrid working modern dan menampilkan desain portabel, sehingga dapat digunakan ketika bekerja secara individu, kelompok, baik dari kantor atau di mana saja.” terang Louis.
PanaCast 20 merupakan perangkat plug and play sehingga dapat digunakan dengan monitor apapun menggunakan klip bawaan. Selain memiliki prosesor canggih, AI onboard yang andal, serta dilengkapi sensor 13MP, dapat menghasilkan output 4K UltraHD secara detail dan tajam.
Baca Juga: BRI Gandeng LPEI Guna Dorong UMKM Tembus Ekspor
Hebatnya lagi, dengan bidikan kamera cerdas berbasis AI onboard yang terpasang secara otomatis, dapat mengikuti gerakan pengguna dan menyesuaikan frame secara real-time. Kecanggihan fitur ini, memastikan pengguna selalu berada di tengah frame selama video call sedang berlangsung.
Tidak hanya itu, kelebihan lain dari perangkat ini adalah memiliki Picture in Picture mode yang dapat menggabungkan dua video stream real-time menjadi satu. Dimana, mode ini mampu menampilkan video stream kedua pada layar yang terintegrasi dengan tampilan utama. Tentunya, mode ini dapat berfungsi dengan platform Unified Communications (UC Platform) seperti Microsoft Teams dan Zoom.
Dilengkapi dengan fitur penutup privasi terintegrasi yang dapat diposisikan di atas lensa kamera, memudahkan pengguna ketika kapan mereka ingin dilihat atau tidak. “Selain Jabra PanaCast 20 dapat digunakan dengan semua jenis platform UC terkemuka, produk ini juga memungkinkan pengguna personal camera untuk menggabungkan perangkat dengan audio Jabra lainnya seperti headphone Jabra Evolve2 75 dan Speak 750” sahut Louis.
Baca Juga: Ramadhan Bersama IndiHome
PanaCast 20 dirancang untuk membantu pengguna nya menjadi semakin produktif dan fleksibel dalam dinamika bekerja secara hybrid. Sehingga menciptakan kenyamanan untuk karyawan ketika bekerja dalam tatanan jarak jauh sekalipun.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait: