Ade Armando Bonyok Celananya Sampai Lepas di Aksi Mahasiswa, Refly Harun: Tidak Ada Asap Tanpa Api
Di tengah aksi mahasiswa di Gedung DPR, Ade Armando muncul dengan kabar tidak sedap yang mana dirinya babak belur dipukuli massa.
Dalam potongan gambar dan video yang beredar tampak muka Dosen Universitas Indonesia tersebut berlumuran darah dan tidak lagi dalam menggunakan celana akibat dihajar massa.
Mengenai babak belurnya Ade Armando ini, Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun menyampaikan pendapatnya.
Refly dalam video sebelumnya menyangkan betul atas apa yang terjadi pada Ade Armando. Dia menganggap bahwa seharusnya hal tersbut tidaklah terjadi.
Kini dalam salah satu video terbaru di kanal Youtubenya, Refly membahas salah satu tulisan peneliti di ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura yang mana pada garis besar bahasannya menyatakan bahwa apa yang Ade alami di aksi tersebut terkait dengan “kekerasan verbal” yang selama ini dianggap dia lakukan.
“Sebenarnya kan kita selalu ingin mengatakan bahwa tidak mungkin ada asap kalau tidak ada api,” jelas Refly dikutip dari video di akun Youtubnya, Kamis (14/4/22).
Tentu maksud Refly adalah ada penyebab sehingga Ade Armando bisa berakhir bonyok di aksi mahasiswa kemarin.
Baca Juga: Grace Natalie Bawa Nama Anies soal Bonyok Ade Armando, Analisa Refly Harun Nggak Main-main, Simak!
Inilah yang Refly soroti yakni perihal “Api” atau penyebab dari pengeroyokan Ade itu sendiri yang mana apakah “api” tersebut tercipta saat Ade berada dalam aksi (senggolan, adu mulut, dsj) atau “api” tersebut memang memiliki latar belakangnya.
“yang ingin dikatakan Made Supriatna (Peneliti ISEAS-Yusof Ishak Institute Singapura ) AA ini bukan orang yang tidak dikenal oleh masa yang mengeroyoknya, sangat dikenal. Bahkan termasuk juga statement yang dia katakan sebagai kekerasan verbal seperti mencap orang kadrun,” tegas Refly.
Refly pun menyinggung pembahasannya terdahulu mengenai masalah ini yang mana menyatakan ada kemarahan dari sebagian masyarakat terhadap situasi yang dianggap tidak adil.
Ketidakadilan tersebut lanjut Refly bisa dilihat dari segi penanganan atau penegakan hukum.
“Misalnya bagaimana perlakukan terhadap kelompok AA (Ade Armando), dengah kelompok yang selama ini dianggap bersebranagan. Celakanya kelompok AA ini dipersepsi sebagai kelompok pemerintah, kelompok yang dipelihara pemerintah bahkan dibayar pemerintah untuk menghabisi kelompok masayarakat lainnya yang sering dicap kadrun,” ujar Refly.
Baca Juga: Geruduk Opung Luhut, Rocky Gerung Klaim Mahasiswa UI Berhasil Kuliti Seorang Pejabat yang Berbohong
Proses hukum menurut Refly bisa membuktikan hal tersebut, Refly bahkan blak-blakan menyebut nama seperti hukuman untuk Habib Rizieq, Habib Bahar, dan aktivis lainnya yang menempatkan posisi sebagai oposisi. Kondisi itu menimbulkan kesan bahwa AA dan kelompoknya kebal hukum atau tidak bisa tersentuh hukum.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: