Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Koordinator BEM SI Sebut Orde Baru Berikan Kebebasan, Fahri Hamzah Sebut Mahasiswa Boleh Salah

        Koordinator BEM SI Sebut Orde Baru Berikan Kebebasan, Fahri Hamzah Sebut Mahasiswa Boleh Salah Kredit Foto: Twitter/Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kaharuddin, menjadi sorotan publik usai menyebut era Orde Baru memberikan kebebasan. Pernyataan itu dilontarkan pada sebuah acara di stasiun televisi, dan viral di media sosial setelahnya.

        Kahar awalnya membandingkan rezim Orde Lama, Orde Baru, dan pasca reformasi. Ia pun menyebut rezim pimpinan Soeharto memberikan kebebasan.

        Baca Juga: Fahri Hamzah: Terawan Harus Diberikan Waktu dan Kesempatan Membela Diri

        "Orde Baru kita peroleh kebebasan, kesejahteraan kita punya. Hari ini yang ingin kita tanyakan adalah apakah kita punya kesejahteraan, apakah kita peroleh kebebasan," kata Kahar dalam video yang beredar.

        Dilain pihak, politikus partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah, menyinggung soal salah ucapnya mahasiswa. Bagi Fahri, wajar saja seorang mahasiswa itu melakukan kesalahan.

        "Waktu kalian masih jadi mahasiswa, kalian boleh berbuat salah. Salah data atau salah kata tak mengapa," cuit Fahri Hamzah di media sosial twitter, dikutip Wartaekonomi.co.id.

        Tetapi, mantan anggota DPR itu menyebut kesalahan tidak boleh dilakukan pejabat publik. Pasalnya, itu akan merugikan banyak pihak.

        "Tapi begitu kalian menjabat kalian tidak boleh lagi berbuat salah sebab yang menderita banyak akibat kesalahan kalian!" Tulis Fahri.

        Klarifikasi Kaharuddin

        Usai ucapannya ramai, melalui akun Twitter pribadinya Kahar memberikan klarifikasi. Ia menjelaskan maksud perkataannya itu bahwa rakyat mendapat kesejahteraan di masa Orba, tapi tidak dengan kebebasan.

        "Koreksi dari Ketua BEM SI: Orde Baru kita dapat kesejahteraan, tapi tanpa kebebasan dan keadilan. Panjang Nafas Perjuangan," katanya.

        Ia juga menerangkan kala era Orde Lama, masyarakat lebih mendapat kebebasan tapi tidak dengan kesejahteraan. Atas alasan itu, era Reformasi harusnya dapat memberikan dua hal positif dari era sebelumnya, yaitu kesejahteraan dan kebebasan.

        "Reformasi harusnya menjadi sintesa dari orde lama dan orde baru, yaitu mendapatkan kesejahteraan dan kebebasan, karena itulah cita-cita dan semangat dari reformasi," ucapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Adrial Akbar
        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: