Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Fahri Hamzah Usul Presiden Jokowi Mendapat Gelar Ini

        Fahri Hamzah Usul Presiden Jokowi Mendapat Gelar Ini Kredit Foto: Twitter/Fahri Hamzah
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Wakil Ketua Umum Partai Gelora, Fahri Hamzah mengusulkan agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi diberi gelar Bapak Rekonsiliasi, yang akan mengakhiri jabatannya selama dua periode pada 2024 mendatang.

        Pasalnya, Jokowi dianggap telah berhasil merangkul lawan politik di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, yakni Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno, yang telah diberikan kedudukan sebagai Menteri Pertahanan dan Menteri Pariwisata, Ekonomi Kreatif di Kabinet Indonesia Maju. Namun menurutnya, Jokowi dinilai masih perlu menyelesaikan kasus pembelahan yang terjadi di masyarakat terlebih akibat polarisasi Pilpres 2019 lalu. 

        Baca Juga: Kritik Menghujam Jokowi atas Penunjukkan Maudy Ayunda Jadi Jubir G20 Indonesia

        "Saya masih khawatir dengan pembelahan yang ada di akar rumput itu sebabnya kalau misalnya Pak Jokowi mau diberi gelar, saya lebih suka kalau beliau mengejar gelar Bapak Rekonsiliasi, sebab, kalau bisa, sebelum beliau turun, beliau menyatukan kembali negara kita yang agak terpecah di arus bawah," kata Fahri  kepada wartawan, Selasa (19/4/2022). 

        Fahri mengatakan, capaian fisik yang diraih Jokowi dalam pembangunan infrasktur yang masif bisa hilang, jika Indonesia tidak berhasil melakukan rekonsiliasi sesama anak bangsa, serta mengakhiri pembelahan dan polarisasi politik di masyarakat.

        "Saya merasa bahwa semua capaian secara fisik itu bisa hilang kalau rekonsiliasinya gagal jadi lebih baik dituntaskan rekonsiliasinya supaya capaian fisiknya otomatis kita dapatkan," ungkapnya. 

        Menurut mantan Wakil Ketua DPR RI ini jika Jokowi berhasil melakukan rekonsiliasi rakyat maka kesuksesan yang lain bukan tidak mungkin akan mengikuti. Kekinian, kata Fahri,  masyarakat Indonesia sangat sensitif, sehingga butuh pendekatan dan berbicara dari hati ke hati untuk menuntaskan suatu permasalahan. 

        "Kalau rekonsiliasinya sukses, maka Pak Jokowi bisa mendapatkan lebih banyak dari yang lain selain rekonsiliasi juga infrastruktur. Buktinya orang sensitif semua," tandasnya. 

        Diketahui, Kementerian Sekretaris Negara (Kemsesneg) menyematkan julukan kepada enam Presiden Indonesia terdahulu mulai dari Soekarno hingga Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). 

        Melalui akun instagram resmi Kemensetneg, Presiden Soekarno dijuluki sebagai Bapak Proklamator. Bung Karno dinilai memiliki peranan penting dalam sejarah Kemerdekaan Indonesia dari Penjajahan Belanda dan sosok yang membacakan naskah proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. 

        Baca Juga: Begini Imbauan Jokowi Bagi Para Pemudik Idulfitri 2022

        Presiden RI kedua, Soeharto dijuluki sebagai Bapak Pembangunan, karena memfokuskan program kerjanya terhadap pembangunan ekonomi dan menciptakan landasan untuk pembangunan yang disebut sebagai Rencana Pembangunan Lima Tahun (Repelita). 

        Presiden RI ketiga, BJ Habibie dijuluki Bapak Teknologi. Ia dikenal memiliki kecerdasan luar biasa di bidang teknologi dan industri pesawat terbang. Pesawat N250 Gatotokaca merupakan pesawat buatan Indonesia pertama yang digagas BJ Habibie. 

        Presiden RI keempat, Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dijuluki Bapak Pluralisme karena beliau memberikan gagasan-gagasan universal mengenai pentingnya menghormati perbedaan sebagai bangsa yang beragam dan lantang dalam membela minoritas. Pencabutan peraturan yang melarang kegiatan adat warga Tionghoa secara terbuka seperti perayaan Imlek adalah satau satu kebijakannya. 

        Presiden RI kelima, Megawati Soekarnoputri dijuluki Ibu Penegak Konstitusi. Presiden wanita pertama ini adalah pencetus berdirinya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dan menyiapkan sistem pemilihan umum (pemilu) pertama kali, ketika masyarakat Indonesia dapat memilih langsung presiden dan wakil presiden, di samping memilih calon anggota legislatif. 

        Presiden RI keenam, Susilo Bambang Yudhoyono dijuluki Bapak Perdamaian karena pada masa jabatan beliau sebagai Presiden, Indonesia banyak berpartisipasi dalam misi perdamaian dunia, baik di tingkat nasional maupun internasional. Seperti Perjanjian Perdamaian Aceh melalui Nota Kesepahaman Helsinki, membangun Pusat Perdamaian dan Keamanan atau Indonesia Peace and Security Center (IPSC). 

        Julukan keenam Presiden ini disematkan di Museum Kepresidenan Republik Indonesia Balai Kirti. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: