Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Targetkan Rp7,1 Triliiun, Wika Gedung Sudah Kantongi Kontrak Baru Rp2,64 Triliun

        Targetkan Rp7,1 Triliiun, Wika Gedung Sudah Kantongi Kontrak Baru  Rp2,64 Triliun Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) hingga Maret 2020 mengantongi kontrak baru senilai  Rp2,64 triliun. Artinya, hingga kuartal pertama 2022, perseroan sudah memperoleh 37,18% dari target hingga akhir tahun yang senilai Rp7,1 triliun. 

        Capaian kontrak baru yang telah diperoleh tersebut diperoleh dari Pembangunan Gedung Fasilitas Pengembangan Produk PT Bio Farma, Revitalisasi Bandara halim, Pembangunan Bandara Kediri Phase 2, dan Pembangunan Ruko Pracetak Kota Podomoro Tenjo. 

        Direktur QHSE dan Pemasaran WEGE Yulianto mengungkapkan bahwa capaian Kontrak Baru tersebut menunjukkan komposisi pasar BUMN 30,57% dan swasta 69,42%. 

        “Kami optimis bisa mencapai target tahun ini yang sebesar Rp7,1 triliun.  Target ini, kita sudah maping, kita sudah data dan kaji dan ada beberapa yang kita priotitaskan. Ada dari pemerintah dari Kementerian PUPR dan kementerian lainnya. Kedua ada proyek dengan pola kerja sama untuk proyek BUMN seperti proyek TOD untuk pengutan target kita,” ucap Yulianto, di Jakarta, Selasa (19/4/2022). 

        Baca Juga: WEGE Bakal Guyur Pemegang Saham dengan Dana Rp42,78 Miliar

        Ia menuturkan bila sepanjang tahun ini, WEGE menargetkan akan memperoleh pendapatan total (termasuk Pendapatan Joint Operation /JO) 2022 sebesar Rp5,87 Triliun naik 52,88% dari tahun 2021 sebesar Rp3,84 Triliun, dan target Laba Bersih mencapai Rp319,65 Miliar atau 37,98% naik dari 2021 sebesar Rp231,67 Miliar. Sementara itu, untuk

        kontrak dihadapi (Order Book) sebesar Rp16,16 Triliun. Target Kontrak Dihadapi tersebut terdiri dari target Kontrak Baru (New Contract) Rp7,10 Triliun dan Carry Over Tahun 2022 sebesar Rp9,06 Triliun. 

        Komposisi perolehan Target Kontrak Baru 2022 rencananya berasal dari Pemerintah 53,62%, BUMN sebesar 32,58%, dan Swasta 13,79%. 

        “Komposisi proyek-proyek tersebut merupakan target minimal WEGE sebesar Rp 7,1 Triliun yang merupakan target utama yang akan dicapai tahun ini, selain itu WEGE juga memitigasi dengan menyasar kontrak baru cadangan,” jelas Syailendra Ogan, Direktur Keuangan, Human Capital dan Manajemen Risiko WEGE.

        Baca Juga: Penerbitan Obligasi WIKA Oversubcribe Hingga 1,5 Kali!

        Untuk pengembangan bisnis di tahun 2022, perusahaan menggelontorkan Belanja Modal (Capital Expenditure) sebesar Rp315,50 Miliar, yang diperuntukkan untuk Capital Employed sebesar Rp300 Miliar, dan Investasi sebesar Rp15,50 Miliar. 

        “WEGE berharap dan bekerja keras agar target perusahaan 2022 dapat tercapai karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat,” tegas Ogan. 

        “Selain itu, kelangsungan bisnis perusahaan di tahun 2022 tetap dapat berjalan dengan baik karena WEGE memiliki proyek-proyek Carry Over sebesar Rp10,18 Triliun yang dapat kami kerjakan di tahun ini,” tambahnya. 

        Di tengah pemulihan perekonomian dunia dan pandemi Covid- 19, WEGE optimis kondisi perekonomian Indonesia di tahun 2022 akan lebih kuat, Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, didorong oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi dan investasi.

        Hal ini didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan stimulus kebijakan. Artinya, kondisi tersebut akan mendorong pertumbuhan bisnis infrastruktur dan properti yang nantinya berdampak pada peningkatan kinerja perseroan. 

        Menurut Direktur Operasi 1 WEGE Bagus Tri Setyana, untuk menghadapi kondisi ekonomi dan bisnis di tahun 2022, WEGE menerapkan berbagai strategi, baik pada tingkatan operasional, pemasaran, pengembangan dan strategi keuangan. 

        “Beberapa strategi seperti world class standard di bidang implementasi QSHE, Fokus pada Quality & Safety, Transformasi digital pada semua fungsi, selektif dalam pemilihan pelanggan/partner, Pengembangan usaha backward (Modular dan precast building) serta pengembangan bisnis konsesi yang memiliki captive market,” tutup Bagus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: