Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

WEGE Derita Rugi, Pendapatan Merosot Hampir 50 Persen

WEGE Derita Rugi, Pendapatan Merosot Hampir 50 Persen Kredit Foto: WEGE
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) mencatat rugi bersih sebesar Rp50,44 miliar sepanjang Januari–September 2025, berbalik dari laba Rp47,10 miliar pada periode yang sama tahun lalu. 

Kinerja tersebut tertekan penurunan pendapatan hingga hampir 48% menjadi Rp1,17 triliun, sementara beban pokok pendapatan turun menjadi Rp1,06 triliun. Kondisi keuangan perseroan turut berdampak pada rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity ratio/DER) yang melemah ke 0,90 kali per kuartal III 2025. Penurunan DER dipicu kombinasi kenaikan beban utang dan penurunan ekuitas akibat pencatatan kerugian. 

Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko WIKA, Hartanto Kartiraharjo, menyampaikan bahwa tekanan utama berasal dari impairment yang terjadi pada kuartal ketiga dan keempat.

“Dari sisi ekuitas, ada tekanan karena kerugian pada kuartal ketiga-keempat yang dipicu oleh impairment. Itu menyebabkan ekuitas turun,” ujarnya, dalam Paparan publik virtual WEGE pada Jumat (28/11/2025).

Baca Juga: Waskita Karya (WSKT) Gadaikan Rekening BRI Rp147,40 Miliar untuk Proyek Strategis

Hartanto menjelaskan, perusahaan menempuh sejumlah langkah pemulihan, salah satunya melalui strategi peningkatan penjualan untuk memperbaiki struktur keuangan. Dengan pendapatan yang lebih tinggi, biaya variabel diharapkan dapat tertutupi secara lebih optimal sehingga tekanan pada biaya operasional berkurang.

Selain mendorong penjualan, WEGE menerapkan efisiensi di berbagai lini. Pengaturan struktur organisasi proyek dibuat lebih ramping untuk mengendalikan biaya usaha. Perseroan juga mengoptimalkan pengadaan terpusat (centralized SCM) guna memperoleh harga pembelian yang lebih kompetitif.

Baca Juga: Wacana Go Private WIKA–Waskita Mencuat, BEI Angkat Bicara

“Kalau pembelian dilakukan secara nasional, posisi tawar menjadi lebih kuat untuk menegosiasikan harga,” kata Hartanto.

Manajemen menilai kombinasi penurunan ekuitas akibat impairment, peningkatan beban utang, serta kebijakan efisiensi menjadi faktor dominan yang memengaruhi perubahan DER WEGE dibandingkan kuartal-kuartal 2024. Langkah-langkah korektif tersebut disebut menjadi fokus perusahaan untuk memperbaiki kinerja keuangan di tengah tekanan pasar konstruksi.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: