Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kondisi Terkini Anak Krakatau Naik Menjadi Level Siaga, Warga Diminta Jauhi Radius 5 Km!

        Kondisi Terkini Anak Krakatau Naik Menjadi Level Siaga, Warga Diminta Jauhi Radius 5 Km! Kredit Foto: Rena Laila Wuri
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan status Gunung Anak Krakatau (GAK) ke Level III atau Siaga pada Minggu (24/4/2022) pukul 18.00 WIB.

        Status Siaga Level III ditetapkan setelah adanya peningkatan aktivitas yang semakin nyata atau gunung api mengalami erupsi. Badan Geologi meminta warga sekitar tidak mendekat dalam radius 5 kilometer dari kawah aktif.

        Baca Juga: Menteri ESDM Kunjungi Kilang Balongan Guna Tinjau Proyek RDMP serta Pemeliharaan

        Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api PVMBG Badan Geologi Hendra Gunawan menyatakan, bahwa sejak 15 April 2022 ini, hembusan asap dari Gunung Anak Krakatau ini bervariasi sampai pada level 1.000 meter – 2.000 meter dari permukaan laut.

        “Malah tiga hari terakhir sudah mencapai 3.000 meter. Sejak Januari 2022 hingga April 2022 dapat terlihat peningkatan jumlah vulkanik dari bulan Februari dan berulang meningkat lagi April dan kondisi meningkatnya kegempaan,” ungkap Hendra dalam Konfrensi Persnya, Senin (25/4/2022).

        Namun Hendra, meminta warga untuk tetap tenang. Warga diminta untuk terus memperbarui informasi yang dikeluarkan oleh Badan Geologi dan pemerintah.

        “Sehingga pada 24 April, pukul 18.00, Badan Geologi ditandatangani oleh Kepala Badan menaikkan status Gunung Anak Krakatau dari level 2 ke level 3 siaga. Di mana rekomendasi yang disampaikan masyarakat tidak boleh mendekati Gunung Anak Krakatau dalam radius 5 km,” tandas Hendra.

        Saat ini, lanjut Hendra pihaknya terus berkoordinasi dengan BNPB hingga BMKG mengenai potensi dampak kebencanaan dari aktivitas Anak Gunung Krakatau.

        “Badan geologi terus berkoordinasi dengan BNPB, BPBD, dan BMKG ini, karena terdapat bahaya potensi sekunder dari aktivitas erupsi Gunung Anak Krakatau ini adalah bahwa longsor dari tubuh Anak Krakatau seperti 2018,” ujarnya.

        Baca Juga: Jelang Lebaran, Menteri ESDM Sidak SPBU di Ruas Tol Jabar dan Jateng untuk Pastikan Stok Aman

        “Tetapi mengingat kondisi tubuh gunungnya masih kecil, potensi kita harapkan masih kecil. Kita akan melakukan evaluasi tubuh Gunung Anak Krakatau ini terutama terkait bahaya sekunder tersebut dengan menggabungkan pengamatan baik secara gunung api maupun gerakan tanah,” imbuhnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Rena Laila Wuri
        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: