Kredit Foto: Rahmat Dwi Kurniawan
Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebut harga batu bara akan mengalami kontraksi di tahun 2025. Meski begitu, volume produksi dipastikan akan terus naik.
Dadan menjabarkan realisasi produksi batu bara di tahun 2024 mencapa 836 juta ton, dengan komposisi 555 juta ton diekspor dan sisanya untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
Sementara untuk tahun ini Pemerintah menargetkan produksi batu bara sebesar 735 juta ton, angka tersebut lebih tinggi jika dibanding target produksi batu bara di tahun lalu yang sebetulnya sebesar 710 juta ton.
”Bila diambil tren (harga) memang ini tren yang meningkat, kecuali di tahun 2025. Kami melihat tren dari sisi harga yang sedikit kontraksi (tahun ini),” kata Dadan di Jakarta, Selasa (18/03/2025).
Baca Juga: Wamen Investasi Sebut Hilirisasi Batu Bara ke DME Bukan Satu-satunya Opsi
Kontraksi tersebut berbanding terbalik jika dibanding perjalanan harga batu bara sejak 2019 hingga 2024 yang terus mengalami tren kenaikan harga.
Namun Dadan memastikan bahwa Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tetap aman. Pasalnya, PNBP tidak selalu terpengaruh oleh faktor harga melainkan kombinasi dari faktor lain yakni produksi. Pihaknya pun bertekad untuk mencapai target PNBP sektor minerba 100% di tahun ini.
Pada tahun lalu kata Dadan, PNBP sektor minerba mencapa Rp 140,46 triliun, angka tersebut lebih tinggi 23% dibanding penetapan awal tahun di 2024.
Baca Juga: Esensi Biodiesel Terhadap Kesehatan Lingkungan Global
Baca Juga: Membantah Tudingan Kelapa Sawit yang Dikaitkan dengan Deforestasi
”Banyak pihak kadang menyampaikan bahwa ya naik PNBP nya karena harganya naik. Kita buktikan bahwa dari sisi produksi pun naik meskipun dalam berapa hal harga tidak bisa kita jaga dengan baik,” tutup Dadan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Dwi Kurniawan
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement