Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Partainya Fahri Hamzah Menggelegar, Ketum Gelora: Akan Ada Migrasi Pilihan di Pemilu 2024

        Partainya Fahri Hamzah Menggelegar, Ketum Gelora: Akan Ada Migrasi Pilihan di Pemilu 2024 Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Umum Partai Gelora Anis Matta meyakini akan ada migrasi besar-besaran pemilih dari partai politik yang lama ke parpol baru, karena ada masalah mendasar terkait artikulasi suara rakyat di parlemen.

        "Dalam sistem presidensial, meskipun koalisi parpol pemerintah besar, namun seharusnya DPR tidak 'mati'. Itu yang menjadi salah satu alasan mengapa akan ada migrasi besar-besaran pilihan publik di Pemilu 2024," katanya di Jakarta, Minggu (1/5/2022).

        Dia mengatakan, saat ini masyarakat melihat bahwa partai politik lama memiliki masalah, yaitu tidak bisa membawa solusi dari krisis yang dialami bangsa Indonesia.

        Menurut dia, hal yang paling buruk saat ini adalah posisi DPR sebagai parlemen sangat lemah, yang di dalamnya terdapat partai politik hasil Pemilu 2019.

        Baca Juga: Jokowi dan Anies Kompak Tinjau Formula E, Fahri Hamzah: Waktunya Bersatu, Gak Usah Layani Buzzer!

        "Parlemen kita benar-benar menjadi alat stempel, karena dari berbagai kebijakan yang dihasilkan tanpa adanya perdebatan. Karena itu ada kelemahan dalam produk legislasi, misalnya UU Omnibus Law yang digugat ke Mahkamah Konstitusi," jelasnya.

        Selain itu, lanjutnya, dalam menyusun UU Ibu Kota Negara (IKN) yang sangat fundamental dan akan berdampak terhadap kehidupan masyarakat, namun prosesnya hampir tidak ada perdebatan di DPR.

        Dia menilai koalisi parpol pendukung pemerintah yang jumlahnya besar, justru mematikan peran DPR.

        Baca Juga: Pengamat Sebut Kedekatan Jokowi Anies Bisa Jadi Multitafsir: Akhirnya Anies Lolos dari Lubang Jarum

        Padahal, dalam sistem presidensial parlemen tidak harus 'mati' apabila jumlah koalisi banyak. (antara)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Bayu Muhardianto

        Bagikan Artikel: