Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pesan Bos HAUS! Gufron Syarif: Jadi Pengusaha Jangan Pernah Merasa Cepat Puas dan Bisa Segalanya

        Pesan Bos HAUS! Gufron Syarif: Jadi Pengusaha Jangan Pernah Merasa Cepat Puas dan Bisa Segalanya Kredit Foto: Instagram/Gufron Syarif
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        CEO Haus! Indonesia, Gufron Syarif mengatakan bahwa latar belakang ia selalu berbisnis dalam sektor Food and Beverages (F&B) karena dirinya suka jajan. Menurut Gufron, berbisnis makanan dan minuman merupakan passion untuknya. Haus! sendiri telah berdiri sejak 2018 hingga hari ini.

        Dalam video YouTube bertajuk "KUPAS TUNTAS STRATEGI BISNIS HAUS 2.0 JADI TOP OF MIND DI BISNIS F&B - CHRISTINA LIE", Gufron mengungkap bahwa Haus! tak melulu mengikuti trend. Mereka juga kerap berinovasi sendiri dengan menghandirkan beberapa varian, seperti teh rasa buah.

        Tantangan berat bagi Gufron saat baru mendirikan Haus! adalah saat-saat awal di mana ia harus terjun ke lapangan mengurus banyak hal sendiri. Bahkan, Gufron pernah melayani pelanggan dan membuatkan pesanan. Ini merupakan salah satu komitmen bagi para founder.

        Baca Juga: Latar Belakang Pendiri HAUS! Gufron Syarif, Pernah Kerja di Bank hingga Jadi Dosen di Kampus Negeri

        Selama pandemi, penjualan Haus! memang lebih banyak secara online. Namun, kini sudah 50:50 antara online dan walk-in. Dan ternyata, Haus! sendiri sudah menyasar kalangan middle, padahal target mereka awalnya adalah middle-low.

        Ke depannya, Gufron berharap Haus! bisa memiliki lebih dari 2.000-3.000 cabang. Apalagi tren minuman Ready to Drink (RTD) yang grab and go sangat disukai generasi milenial saat ini sehingga menambah optimisme Gufron sendiri.

        Terakhir, Gufron pun menyampaikan pesan bagi orang-orang yang ingin memulai usaha tapi masih menjadi karyawan. Menurutnya, paling tidak siapkan dana darurat untuk dua tahun yang hanya dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari. Karena berbisnis seperti belajar menaiki sepeda yang tidak langsung berjalan lancar dalam setiap kayuhan.

        Setelah dana darurat, paling tidak kuatkan mental untuk siap gagal dan kemauan untuk belajar dari setiap kesalahan. Seperti Gufron yang akhirnya memulai bisnis karena melihat apa yang dibutuhkan pasar, bukan apa yang ingin ia buat.

        Prinsip hidup Gufron yang selalu mau belajar juga telah menghantarkan ia di posisinya sekarang. Seorang pengusaha jangan sampai memiliki perasaan cepat puas dan merasa paling bisa segalanya. Karena pengusaha harus bisa mengikuti perkembangan zaman agar bisnis yang dijalankan tidak mati di tengah jalan.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajria Anindya Utami
        Editor: Fajria Anindya Utami

        Bagikan Artikel: