Badan Pangan dan Pertanian atau Food and Agriculture Organization (FAO), sebuah organisasi yang berada di bawah naungan Perseritakatan bangsa-Bangsa atau United Nations (UN), telah merilis indeks harga pangan atau food price index FAO (FFPI) dunia untuk bulan April 2022.
Dari laman Majalah Minyak dan Lemak Internasional atau Oil and Fat Internasional (OFI), sebuah majalah yang didirikan sejak 35 tahun yang lalu dan berbasis di Inggris, diketahui indeks harga pangan yang dilaporkan oleh lembaga di bawah naungan PBB itu adalah perkembangan di bulan April.
Laman ofimagazine.com yang dikutip elaeis.co, Sabtu (28/5/2022) siang, mengungkapkan dari rilis itu diketahui dinamika yang terjadi pada industri minyak sawit yang telah memberikan pengaruhi pada harga pangan di berbagai negara di dunia. Baca Juga: Inovasi Produk Turunan Minyak Kelapa Sawit, Primadona Olahan Pangan di Masa Depan
Indonesia sebagai produsen terbesar dunia untuk minyak sawit menjadi salah satu sasaran laporan dalam indeks tersebut.
Laporan itu menyebutkan ketidakpastian tentang ekspor minyak sawit dari Indonesia telah memberikan pengaruh yang cukup besar.
"Indonesia sebagai pengekspor minyak sawit terkemuka dunia telah menahan penurunan lebih lanjut dalam harga internasional," kata laporan itu seperti dimuat ofimagazine.com.
Artinya, kebijakan DMO-DPO yang sempat digulirkan oleh Kementerian Perdagangan Indonesia plus disusul larangan ekspor beragam
produk turunan minyak sawit yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membuat harga pangan global menjadi mahal.
Tapi rata-rata harga pangan secara global berada pada 158,5 poin di bulan April, FFPI 1,2 poin (O,8%) lebih rendah dari bulan sebelumnya.
Tapi FFPI April ini masih 36,4 poin atau 29,8% lebih tinggi dibanding periode April 2021. Baca Juga: Sawit Komoditas Industri Global, Kemenko Perekonomian: Perlu Dikawal Semua Pihak
Penurunan pada bulan April terutama disebabkan oleh penurunan yang signifikan dalam harga minyak nabati, bersamaan dengan sedikit penurunan harga sereal, kata laporan itu, sementara harga gula, daging dan susu meningkat secara moderat.
Untuk harga minyak nabati, FAO menyebutkan rata-rata berada pada 237,5 poin di bulan April, atau turun 14,3 poin (5,7%) dari rekor tertinggi yang tercatat di bulan Maret, meskipun tetap di atas level April tahun lalu.
Penurunan itu didorong oleh harga minyak sawit, bunga matahari dan kedelai dunia yang lebih rendah, yang lebih dari mengimbangi harga minyak lobak yang lebih tinggi.
Harga minyak sawit internasional turun moderat pada bulan April, terutama karena impor global yang lemah di tengah biaya tinggi dan prospek permintaan yang melemah di China.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: