Realisasi Investasi Luar Jawa Tembus Rp148 Triliun, Bahlil: Berkat Proyek Infrastruktur
Menteri Investasi, Bahlil Lahadalia menegaskan masa depan ekonomi Indonesia akan tumbuh di luar Pulau Jawa. Menurut dia, pergeseran sumber pertumbuhan itu sudah mulai terlihat dari perkembangan realisasi investasi luar Jawa yang menyalip kawasan Jawa.
Bahlil mengatakan, para pengusaha baik asing maupun lokal dahulu lebih memprioritaskan Jawa sebagai tempat untuk berinvestasi. Sebab, ketersediaan infrastruktur yang jauh lebih lengkap serta sumber daya manusia yang lebih mumpuni.
Namun, situasi itu kini telah berubah. Bahlil mengatakan, upaya pembangunan infrastruktur secara masif pada periode pertama pemerintahan Joko Widodo telah memberikan hasil saat ini.
Hasil itu tercermin dari realisasi investasi sejak kuartal III 2020 sampai kuartal I 2022 itu investasi di luar Jawa lebih tinggi dari Jawa.
"Artinya apa? Pemerataan pertumbuhan dalam rangka menciptakan kawasan-kawasan ekonomi baru sudah mulai terjadi. Jadi masa depan ekonomi bangsa bukan di Jawa, tapi di Sumatera, Maluku, Papua, Sulawesi, atau Kalimantan, katanya dalam Indonesian Young Leaders Forum yang digelar Himpunan Pengusaha Mudah Indonesia (HIPMI) di JCC, Senayan Jakarta, Sabtu (11/6/2022).
Mengutip data terakhir Kementerian Investasi, realisasi investasi selama kuartal I 2022 di luar Jawa mencapai Rp 148,7 triliun sedangkan di Jawa Rp 133 triliun. Dengan kata lain, investasi luar Jawa berkontribusi sebesar 52,7 persen dari total investasi sepanjang kuartal pertama tahun ini.
Adapun target penanaman investasi pemerintah di tahun 2022 ini sebanyak Rp 1.200 triliun Bahlil mengatakan, saat ini waktunya untuk mewujudkan Indonesia sentris bukan Jawa Sentris.
Baca Juga: Realisasi Investasi Luar Jawa Naik di Kuartal I, Tertinggi Riau dan Sulawesi Tengah
Pemerintah melalui Kementerian Investasi terus berupaya mempermudah proses perizinan berusaha di Indonesia. Salah satu sistem yang sangat memberikan dampak positif yakni Online Single Submission yang membawa perubahan signifikan. Hanya saja, ia tak menampik masih terdapat kendala pada sistem tersebut.
"Problemnya adalah data RT RW, sekarang baru sekitar 50 kota yang RT dan RW yang baru memiliki (detail) tata ruang. Tapi sekarang dengan lewat OSS investor merasa nyaman," katanya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: