Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Selancari Internet, Jangan Jadikan Dunia Digital Sebagai Ranah Berbeda

        Selancari Internet, Jangan Jadikan Dunia Digital Sebagai Ranah Berbeda Kredit Foto: Unplash/Campaign Creators
        Warta Ekonomi, Nganjuk -

        Perubahan gaya hidup serba digital terjadi seiring perkembangan teknologi. Perubahan ini menawarkan kemudahan dan kepraktisan dalam melakukan berbagai aktivitas. Imbasnya terjadi fenomena orang bisa bicara semaunya dan bertindak semaunya di dunia digital dengan komentar kasar, caci maki, menyudutkan, dan bahkan menyinggung SARA (suku, agama, ras, dan antargolongan).

        Banyak orang mengklaim bisa bebas berekspresi dan bisa menyampaikan pendapat kita tanpa batas. Padahal, di dunia digital juga ada batasan baik dan buruk. Hal tersebut masuk dalam ranah etikadigital.

        Baca Juga: Polri Ungkap Peluang Penggunaan Internet Oleh Ratusan Juta Warga

        Dalam beraktivitas di internet, terdapat etika dan etiket yang perlu diikuti pengguna. Keduanya wajib dipahami, ditaati, dan dilaksanakan selama mengakses layanan internet. Pelaksanaannya tidak berbeda dengan di dunia nyata.

        “Kita jangan menjadikan ruang digital itu sebagai ranah berbeda dengan diri kita. Apa yang kita lakukan di dunia nyata paling tidak bisa kita aplikasikan ke dunia digital,” ujar Anggota JAPELIDI, Asfira Rachmad Rinata saat Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur,Kamis (23/6).

        Etika digital ditawarkan sebagai pedoman menggunakan berbagai platform digital secara sadar, tanggung jawab, berintegritas, dan menjunjung nilai-nilai kebajikan. Menurut dia, setiap orang harus mematuhi dan menghormati aturan yang berlaku di dunia digital meskipun tidak tertulis.

        Webinar Makin Cakap Digital 2022 untuk Kelompok Masyarakat Wilayah Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika dan Siber Kreasi. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety, dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.

        Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya. Paparan Anggota JAPELIDI, Asfira Rachmad Rinata menjadi pembuka webinar, dilanjutkan penyampaian materi oleh Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz. Diskusi ditutup CEO Satmaka, Raharja M Ilham Faris MM., MH.

        Dalam paparannya, Ketua Relawan TIK Surabaya, Muhajir Sulthonul Aziz menyebutkan, individu yang cakap bermedia digital dinilai mampu mengetahui, memahami, dan menggunakan perangkat keras dan lunak dalam lanskap digital, mesin pencarian informasi, aplikasi percakapan, dan media sosial.

        Baca Juga: #MakinCakapDigital, Kiat Atasi Phising: Tetap Tenang

        “Ini suatu gebrakan besar. Semua lini sudah bersinggungan dengan IT,” katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: