Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        PLN Klaim Dongkrak Ekonomi Kerakyatan Melalui Co-Firing PLTU

        PLN Klaim Dongkrak Ekonomi Kerakyatan Melalui Co-Firing PLTU Kredit Foto: Antara/Ahmad Subaidi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Langkah PT PLN (Persero) dengan mengadopsi teknologi co-firing bukan semata untuk mengakselerasi pemenuhan target bauran energi sebesar 23 persen pada 2025.

        Teknologi yang memanfaatkan biomassa sebagai substitusi bahan baku pembangkit ini juga diharapkan dapat menggerakkan roda perekonomian sebagai bagian dari ekonomi sirkular.

        Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, mengatakan melalui Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL), PLN pun telah menyiapkan lima program pemberdayaan masyarakat pengelolaan sampah menjadi bahan baku co-firing.

        Baca Juga: Sambut KTT G20, PLN Pastikan Infrastruktur Kelistrikan di Bali Beroperasi Andal

        Menurutnya, program sampah menjadi energi ini merupakan bentuk strategi TJSL berbasis creating share value di bidang lingkungan yang mengubah sampah menjadi bahan bakar jumputan padat.

        “Di antara inovasi lain yang ada, co-firing ini memiliki keunggulan memberikan dampak di sisi sosial ekonomi karena mampu memberdayakan masyarakat. Jadi bukan hanya PLN saja, masyarakat juga ikut berperan aktif menjaga keberlangsungan bumi kita tercinta,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Selasa (28/6/2022).

        Darmawan mengatakan, program sampah menjadi energi ini telah disiapkan di lokasi tersebar, yakni Bengkayang Kalimantan Barat, Cilegon Banten, Pangkalan Susu Sumatra Utara, Tenayan Riau, dan Balikpapan Kalimantan Timur.

        Sebelumnya, program TJSL pengelolaan sampah menjadi energi ini telah dilaksanakan di Ende, NTT dan Pulau Tinggi, Bangka Belitung.

        Darmawan menyebut program co-firing tidak memerlukan investasi untuk pembangunan pembangkit baru dan hanya mengoptimalkan biaya operasional untuk pembelian biomassa. Dengan kemudahan tersebut, PLN juga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat di sekitarnya sebagai penyuplai bahan baku pembangkit.

        "Di satu sisi, program ini akan membantu Pemda maupun Pemkot untuk mengatasi permasalahan sampah di daerah. Bagi masyarakat, akan meningkatkan pendapatan dan menyerap tenaga kerja dari pengelolaan sampah," ujarnya.

        Lanjutnya, bagi PLN, program co-firing merupakan bagian dari transformasi PLN untuk mendukung program peningkatan bauran energi baru terbarukan 23 persen hingga 2025.

        Darmawan mengatakan dari data yang dikumpulkan oleh PLN, manfaat implementasi co-firing pada 52 PLTU milik PLN dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 11 juta ton CO2e.

        Dari program yang telah berjalan tercatat program co-firing berhasil mengurangi masalah sampah di negeri ini sampai 59.649 ton.

        Sementara itu, dari sisi pemberdayaan masyarakat, program ini telah menyerap 2.032 tenaga kerja dengan penerima manfaat mencapai 5.231 orang. Alhasil, masyarakat dapat merasakan peningkatan pendapatan mencapai Rp 1,1 miliar.

        Di sisi lain, PLN juga mendapatkan efisiensi dari ekonomi kerakyatan co-firing tersebut karena membantu penurunan biaya operasi sebesar Rp 13,7 miliar.

        "Tentunya, upaya ini juga sesuai dengan pemenuhan Sustainable Development Goals (SDGs) poin 1 tanpa kemiskinan, 3 kehidupan sehat dan sejahtera, 7 energi yang bersih dan terjangkau, 8 pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta 13 memerangi perubahan iklim dan dampaknya," tutupnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Djati Waluyo
        Editor: Rosmayanti

        Bagikan Artikel: