Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Legislator PDIP Kritik MyPertamina, Eh Said Did Ingatkan Presiden dan Komut Pertamina dari PDIP

        Legislator PDIP Kritik MyPertamina, Eh Said Did Ingatkan Presiden dan Komut Pertamina dari PDIP Kredit Foto: Instagram/Said Didu
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Fraksi PDI Perjuangan, Paramitha Widya Kusuma mengkritisi rencana pemerintah ingin memberlakukan pemakaian aplikasi MyPertamina untuk pembelian bahan bakar Pertalite bagi masyarakat.

        Menurut dia, masyarakat kecil selalu dibuat susah sama pemerintah.

        Baca Juga: Pakai PeduliLindungi atau NIK, Said Didu Heran Kebijakan Minyak Goreng Malah Jadi Beban Rakyat

        “Pada dasarnya, saya tidak setuju dengan segala sesuatu yang membuat rakyat kecil ribet dan susah untuk mendapatkan apa yang sudah menjadi hak mereka. Apalagi menggunakan aplikasi seperti itu, pasti banyak yang tidak paham,” kata Paramitha melalui keterangannya pada Jumat, 1 Juli 2022.

        Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Muhammad Said Didu, ikut merespons pernyataan tersebut.

        “Sekedar mengingatkan: Presiden RI dan Komut Pertamina adalah kader PDIP. Jelas ?” tulis Said Didu melalui akun twitternya @msaid_didu.

        Untuk diketahui, Anggota Komisi VII DPR RI, Paramitha Widya Kusuma, menilai akar permasalahan dari penggunaan aplikasi ada dua, yaitu subsidi tidak tepat sasaran, bensin bersubsidi tidak sampai kepada yang berhak.

        Makanya mau pakai aplikasi baru lagi, padahal dulu sudah ada program digitalisasi lebih dari 5.500 SPBU.

        “Lalu apa hasilnya digitalisasi SPBU itu? Berarti kan selama ini digitaliasi tidak benar-benar dijalankan dengan baik, padahal digitalisasi itu sudah memakan dana triliunan rupiah,” jelas dia.

        Maka dari itu, Paramitha menyarankan daripada memakai aplikasi baru lebih baik Pertamina mengoptimalkan penggunaan digitalisasi yang sudah dipasang sejak lama.

        Karena, kata dia, tujuan digitalisasi itu sudah jelas supaya Pertamina mempunyai data akurat dan transparan.

        Baca Juga: Ada Tujuan Luar Biasa Dibalik Aliansi Pemuda Nusantara Gugat Holywings RP35,5 Triliun

        “Kalau saja penerapan digitalisasi itu dilakukan dengan baik, maka sebenarnya data penjualan Pertalite, Solar, dan Pertamax sudah ada, jadi tidak perlu lagi pakai aplikasi baru untuk beli Pertalite. Ini terkait dengan akar masalah yang kedua yakni soal pengawasan,” ujarnya.

        Dengan demikian, Paramitha menyodorkan dua solusi mengenai polemik aplikasi MyPertamina.

        Pertama, kata dia, maksimalkan pemanfaatan digitalisasi.

        Sebab, sudah lebih dari 90 persen SPBU dipasangkan alat digitalisasi di seluruh Indonesia tapi tidak dijalankan dengan baik.

        “Itu saja dibetulkan pelaksanaannya. Kedua, BPH Migas tolong bekerja sesuai tupoksi. Ini kalau aplikasi MyPertamina gagal lagi dalam menyalurkan BBM bersubsidi kepada yang berhak, pasti yang diserang nanti Pertamina dan Patra Niaga, bukan BPH Migas,” ujarnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Adrial Akbar

        Bagikan Artikel: