Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Waspada Pilih Pengelolaan Media Belajar di Ruang Digital, Hoaks dan Penipuan Selalu Mengintai!

        Waspada Pilih Pengelolaan Media Belajar di Ruang Digital, Hoaks dan Penipuan Selalu Mengintai! Kredit Foto: (Foto: Shutterstock)
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Berbicara mengenai kecakapan digital, peningkatan jumlah pengguna internet di Indonesia saat ini memerlukan urgensi literasi digital. Menurut We Are Social dan HootSuite tahun 2022, saat ini terdapat 204,7 juta pengguna internet yang setara dengan 73,7% dari populasi penduduk Indonesia. 

        "Dari angka itu kecakapan digital kita belum semumpuni jumlah penggunanya sehingga cakap digital perlu ditingkatkan," kata Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina saat Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta dan Banten pada Kamis (30/6/2022).

        Baca Juga: Asyik Gunakan Internet, Selalu Ingat Tata Krama di Dunia Digital

        Hal tersebut melatarbelakangi risiko ketika masyarakat belum memenuhi unsur cakap digital. Seperti terkena penipuan daring, terjebak pada informasi-informasi palsu bahkan karena kurang pengetahuan individu yang masih kurang cakap digital bisa tak sengaja menjadi penyebar hoaks. 

        Saat ini ruang digital juga sudah menjadi media belajar apakah sebagai murid atau pengajar di mana dalam prosesnya memanfaatkan berbagai platform digital. Kelebihan dari sistem pembelajaran digital yang dijalankan selama pandemi dan masih hingga saat ini adalah fleksibelitas waktu serta tak terbatas. Sekarang pun aplikasi pembelajaran online makin berkembang asa yang gratis hingga berbayar. 

        Namun lebih lanjut dengan banyaknya platform dan sumber informasi untuk belajar, sangat disarankan untuk memilah kembali sumber informasi belajar yang terpercaya seperti situs resmi, jurnal ilmiah maupun ebook. Berbeda dengan akun-akun blog pribadi yang sifatnya tidak bisa langsung dipercayai. 

        Pencarian sumber materi di dunia digital juga memiliki aplikasi khusus atau website yang menawarkan pengelolaan pembelajaran dengan materi terakurasi. Misalnya aplikasi reseachgate yang isi materinya berdasarkan hasil penelitian. Kemudian ada Google Scholar yang di dalamnya terdapat hasil penelitian-penelitian yang sudah terbit. 

        Diketahui menurut survei Literasi Digital di Indonesia pada tahun 2021, Indeks atau skor Literasi Digital di Indonesia berada pada angka 3,49 dari skala 1-5. Skor tersebut menunjukkan bahwa tingkat literasi digital di Indonesia masih berada dalam kategori sedang.

        Sebagai respons untuk menanggapi perkembangan TIK ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI bersama Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) Siberkreasi melakukan kolaborasi dan mencanangkan program Indonesia Makin Cakap Digital. Program ini didasarkan pada empat pilar utama literasi digital yakni Kemampuan Digital, Etika Digital, Budaya Digital, dan Keamanan Digital. Melalui program ini, 50 juta masyarakat ditargetkan akan mendapat literasi digital pada tahun 2024.

        Baca Juga: Jokowi Emang Beda, Bisa Diterima Baik Rusia dan Ukraina, Walau Keduanya Sedang Konflik Bersenjata!

        Webinar #MakinCakapDigital 2022 untuk kelompok pendidikan di wilayah DKI Jakarta dan Banten, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Siber Kreasi. Kali ini hadir pembicara-pembicara yang ahli dibidangnya antara lain Dosen Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Al-Azhar Indonesia, Cut Meutia Karolina. Managing Director IMFocus Digital Consultant, Alex Iskandar dan Pengajar Universitas Budi Luhur, Rocky Prasetyo. 

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Aldi Ginastiar

        Bagikan Artikel: