Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Optimistis Pengunjung Mal Naik, Ini Strategi Bima Sakti di 2022

        Optimistis Pengunjung Mal Naik, Ini Strategi Bima Sakti di 2022 Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Bima Sakti Pertiwi Tbk (PAMG), emiten pengelola pusat perbelanjaan Mal Pekanbaru, Riau, optimistis prospek usaha pusat perbelanjaan (mal) di tahun ini akan pulih dan masih sangat baik ke depan seiring dengan tingkat vaksinasi di Indonesia yang terus meningkat.

        Tren pemulihan ini mulai tampak dengan berkaca pada jumlah kunjungan pengunjung di Mal Pekanbaru milik perseroan yang meningkat 7% pada 2021, sehingga tren positif tersebut dinilai akan terus berlanjut di tahun 2022.

        Direktur Utama Bima Sakti Pertiwi, Christopher Sumasto Tjia, mengatakan tahun 2020 dan 2021 memberikan pelajaran dan pengalaman yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Banyak pelaku usaha yang jatuh bangun dalam proses melewati pandemi ini dan perseroan pun ikut merasakan hal yang sama.

        Baca Juga: Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Kawasan Jakarta Timur, APLN Lakukan Groundbreaking Bukit Podomoro

        Memasuki 2021, kinerja usaha perseroan semakin membaik dari tahun sebelumnya, seiring dengan turunnya angka Covid-19, perkembangan ekonomi makro, perekonomian masyarakat yang membaik, serta hasil dari gotong royong seluruh lapisan masyarakat.

        “Kami optimistis prospek usaha pusat perbelanjaan masih sangat baik ke depan. Sejalan dengan pulihnya ekonomi nasional, maka bisnis pusat perbelanjaan pun akan ikut pulih dan menorehkan kinerja yang kian positif tahun ini,” katanya dalam Paparan Publik usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST), Rabu (6/7/2022).

        Menurut Christopher, keyakinan ini pun berpedoman pada proyeksi resmi yang disampaikan Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) yang optimistis jumlah pengunjung pusat perbelanjaan di 2022 ini akan lebih baik mendekati kondisi normal sebelum pandemi. Proyeksi ini didorong faktor kenaikan tingkat vaksinasi dan varian omicron yang tidak dilihat sebagai hambatan dalam proses pemulihan pusat perbelanjaan.

        Baca Juga: Sektor Properti Masih Layu meski Ekonomi Nasional Mulai Pulih

        Berdasarkan catatan APPBI, tingkat kunjungan pusat perbelanjaan rata-rata hanya 50% di 2020. Di 2021, angkanya naik menjadi 60% dan tahun ini ditargetkan bisa mencapai 70-80% dari kondisi sebelum pandemi.

        Optimisme itu mulai terlihat semakin nyata saat momen libur Lebaran 2022 di mana jumlah pengunjung Mal Pekanbaru naik dari 2021. Pada libur Hari Raya kedua saja, jumlah pengunjung di Mal Pekanbaru mencapai 17.800 orang.

        Kinerja Kuartal Membaik

        Dalam kesempatan yang sama usai RUPST, Leonardus Sutarman, Direktur Keuangan Bima Sakti, mengungkapkan kinerja perusahaan di 3 bulan tahun ini atau kuartal I-2022 membaik. Perseroan mampu memangkas rugi bersih 58% menjadi hanya Rp 830 juta dari rugi bersih di kuartal I-2021 sebesar Rp 1,96 miliar. PAMG Bahkan mampu mencetak kenaikan pendapatan 10% menjadi Rp 12,83 miliar dari kuartal I-2021 sebesar Rp 11,67 miliar.

        “Aset kami di kuartal I tahun ini Rp 582,53 miliar dengan nilai aset properti investasi Rp 554,98 miliar. Kewajiban Rp 157,34 miliar, sementara ekuitas Rp 425,19 miliar sehingga tingkat debt to equity ratio (DER) kami rendah 0,37%,” kata Leonardus.

        Sepanjang tahun lalu, perseroan meraih pendapatan Rp 46,93 miliar, turun 3,11% dari tahun 2020 Rp 48,44 miliar dan masih merugi Rp 9,39 miliar.

        Untuk tahun ini, beberapa strategi akan diterapkan guna memperbaiki kondisi keuangan di antaranya fokus pada unit bisnis food and beverage (F&B), misalnya foodcourt dan cloud kitchen/ghost kitchen. Lalu mengadakan kerja sama dengan calon tenant (penyewa) khususnya otomotif guna melakukan kontrak jangka panjang pameran (exhibition) di Mal Pekanbaru.

        Perseroan juga akan menawarkan unit-unit yang tersedia ke perusahaan dengan merek dagang terkenal (branded), mempertahankan tenant agar tetap melanjutkan sewa dengan pemberian diskon, dan mengajukan restruksturisasi penurunan tingkat suku bunga pada PT Bank Victoria International Tbk selaku kreditor.

        Christopher memahami memahami perkembangan zaman, di mana saat ini mal sudah bergeser fungsi dari pusat belanja menjadi pusat entertaiment. Masyarakat pun cenderung butuh fasilitas berupa tempat nongkrong, tempat rekreasi, sekaligus menghabiskan waktu bersama keluarga.

        “Sebab itu ke depan kami akan fokus menghadirkan tenant F&B. Beberapa area yang dulunya kios-kios akan diubah menjadi area food. Area jewelry di lantai dasar akan tetap dipertahankan bahkan ditingkatkan, apalagi potensi penjualan emas kian cemerlang karena masyarakat mulai menyadari pentingnya investasi dan menyukai emas sebagai salah satu safe heaven.”

        Terkait dengan dana hasil penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO), Christopher memaparkan perseroan sudah merealisasikan penggunaan dana IPO Rp54,2 miliar untuk belanja modal dan modal kerja Rp7,4 miliar. PAMG mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 5 Juli 2019. “Dengan realisasi penggunaan dana ini, kami sudah menggunakan semua dana IPO sebesar Rp 61,5 miliar.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: