Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Akademisi Dorong Pemerintah Tetapkan Regulasi yang Lindungi Petani

        Akademisi Dorong Pemerintah Tetapkan Regulasi yang Lindungi Petani Kredit Foto: Antara/Dedhez Anggara
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Akademisi mendorong pemerintah menetapkan regulasi yang bijaksana dan berpihak pada masyarakat di sektor pertanian sebagai bentuk perlindungan bagi petani, mengingat mereka merupakan ujung tombak sektor strategis nasional.

        Ahli Hukum dan Kebijakan Publik, Fakultas Hukum Universitas Indonesia Kris Wijoyo Soepandji mengatakan bahwa regulasi di sektor pertanian seharusnya mengutamakan kepentingan nasional sebagai perwujudan dari identitas bangsa.

        Baca Juga: Keluhkan Harga TBS, Mendag Zulhas Ajak Petani Sawit Berdialog Atasi Permasalahan

        Namun, sering kali ada beberapa komoditas strategis yang justru yang menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Salah satunya akibat adanya pihak asing yang mendorong pemerintah untuk menerbitkan regulasi yang menekan petani.

        "Dorongan tersebut terkadang merupakan bentuk kepentingan asing yang dibungkus narasi positif. Dalam hal ini, maka kepentingan nasional harus didahulukan. Kepentingan asing, baik terbuka maupun terselubung, mustahil dihilangkan namun tetap harus diperhatikan dengan waspada sehingga tidak merusak tatanan kehidupan bernegara kita," ujar Kris kepada wartawan (22/6/2022), dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (11/7/2022).

        Baca Juga: Petani Tersenyum, Mentan SYL Lepas Lagi Ekspor Porang ke China

        Kris juga menjelaskan bahwa sebagai bagian dari masyarakat global, Indonesia memang tidak bisa terbebas dari adanya dorongan asing dari perumusan regulasi. Kendati demikian, pemerintah harus tetap mengedepankan kepentingan nasional. 

        Di momentum Hari Krida Pertanian, Kris berharap agar pemerintah mempertahankan komoditas pertanian yang menjadi daya saing Indonesia di mata global. Apabila intervensi dari pihak luar tidak diantisipasi, maka hal ini berpotensi berdampak pada petani sebagai pelaku di hulu pertanian. 

        "Kita harus mempertahankan keberadaan komoditas-komoditas yang tidak hanya berharga di dalam negeri namun juga pasar internasional yang merupakan urat nadi kehidupan bangsa Indonesia," tegas Kris.

        Selain kepentingan, tambah Kris, regulasi juga harus mempertimbangkan waktu, yaitu masa sekarang dan masa depan. Regulasi yang ideal pada masa sekarang, menurut Kris, adalah regulasi yang memberikan jaminan kesejahteraan bagi para petani. Sedangkan terkait perspektif masa depan, regulasi tidak hanya memberikan jaminan kesejahteraan pada petani, namun juga memberdayakan lingkungan sehingga keanekaragaman hayati tetap terjaga.

        Baca Juga: Dilema Harga Sawit Dirasakan Petani dan Perusahaan

        Pada Hari Krida Pertanian, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo kembali menegaskan jika bertani dan mengurusi Pertanian bukan sekedar profesi. Karena, pertanian menjadi upaya yang langsung memiliki pahala dengan mengurusi kebutuhan pangan bagi 273 juta jiwa masyarakat Indonesia.

        "Petani itu keren, bertani itu hebat. Semakin hebat, dengan perbaiki cara bertani dengan lebih modern. Kurang apa di Indonesia? Matahari bersinar terus, sumber air ada di mana-mana," tuturnya.

        Baca Juga: Bupati Sumedang: Sektor Pertanian Penggerak Ekonomi dan Buka Lapangan Pekerjaan

        Karena itu, menurutnya kepala dinas, camat, bupati, gubernur hebat, jika pertanian di wilayahnya bisa hebat. Dirinya juga mengajak kaum milenial untuk memacu pertanian agar lebih maju, mandiri dan modern daripada sebelumnya. 

        "Sehingga, Hari Krida Pertanian ini bukan sekedar upacara, tetapi lebih kepada konsolidasi idealisme, agar kebutuhan pangan bagi rakyat bisa terpenuhi oleh masyarakat pertanian," ungkapnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Ayu Almas

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: