Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Transformasi Jadi Kota Berkonsep TOD, Jababeka Siap Dukung Pemerintah dalam Pembangunan MRT Fase III

        Transformasi Jadi Kota Berkonsep TOD, Jababeka Siap Dukung Pemerintah dalam Pembangunan MRT Fase III Kredit Foto: Ist
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        PT Jababeka Tbk (KIJA) pengembang kota mandiri terus berupaya menggenjot perkembangan Transit Oriented Development (TOD) di Indonesia. Managing Director PT Jababeka Infrastruktur, Agung Wicaksono menyampaikan bahwa Kawasan Kota Jababeka - Cikarang sekarang sedang bertransformasi menjadi kota berkonsep TOD.

        Transformasi tersebut didasari ada banyaknya moda transportasi publik yang pertemuannya berujung dan bermula di sekitar kawasan Kota Jababeka, antara lain  KRL Commuter Line double-double track yang sudah beroperasi hingga Stasiun Cikarang yang telah diresmikan. 

        “Dan terutama adalah rencana MRT Jakarta fase III (Timur-Barat) yang menghubungkan Balaraja di Banten hingga Cikarang di Jawa Barat,“ ungkapnya, dalam acara TOD Fair 2022 yang digelar oleh MRT Jakarta.

        Baca Juga: Tengah Naik Daun, Jababeka Berikan Pelatihan dan Perlengkapan Budidaya Maggot

        Lebih lanjut Agung mengatakan jika nantinya kedua infrastruktur proyek strategis nasional yang akan segera beroperasi tahun depan yaitu LRT Jabodebek sampai Bekasi dan Kereta Cepat Jakarta Bandung yang memiliki perhentian Stasiun Karawang akan dapat terhubung dengan kawasan Kota Jababeka. 

        Ditambahkan pria yang pernah menjabat sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan MRT Jakarta, Kota Jababeka sekarang sudah terlayani dengan transportasi publik mulai dari layanan Jabodetabek Airport Connexion, Jabodetabek Residence Connexion, Bus AKDP dan layanan Shuttle Bus DAMRI dengan rute dari Hollywood Junction ke Stasiun Cikarang, hingga Bus Sinar Jaya dari Apartemen Riverview ke Jawa Tengah. 

        “Semua itu makin memperkuat integrasi transportasi yang ada di Kawasan Kota Jababeka yang mengedepankan prinsip pembangunan berorientasi transit (TOD),” ucapnya. 

        Baca Juga: Inggris Minat Danai Proyek Pengembangan MRT Jakarta Rp22,8 Triliun

        Namun demikian, dalam pembangunan sebuah proyek MRT – termasuk MRT fase III Cikarang-Balaraja, Agung menekankan pentingnya sinergi antara sektor sektor publik (pemerintah) dan sektor swasta.

        Ia menjelaskan berdasarkan pengalamannya, dalam aspek pembiayaan pembangunan MRT Fase I berasal dari pembiayaan dari pinjaman pemerintah, baik pemerintah pusat maupun daerah yaitu DKI Jakarta. 

        Menurut Agung, metode pembiayaan dalam pembangunan MRT fase III bisa mengajak sektor swasta, baik perusahaan luar negeri maupun dalam negeri, untuk menggarapnya bersama-sama. Hal itu mengingat ekspansi pembangunan MRT Fase III relatif panjang, yaitu akan terbentang sepanjang 87 KM.

        "Dan Jababeka bisa support salah satunya dengan menyediakan lahan untuk station," ungkap Agung. 

        Ia menambahkan bahwa strategi kolaborasi tersebut applicable dalam membangun MRT Fase III. Hal itu karena jika menggunakan pendekatan seperti pada MRT fase I akan memakan waktu lama, mengingat panjangnya lintasan dan beragamnya pihak pemerintah yang terlibat, baik pusat maupun daerah yang melintasi 3 provinsi dari Banten ke DKI Jakarta hingga Jawa Barat.

        Oleh karena itu, kata Agung, perlu melakukan pendekatan lain yang inovatif dan sinergis dalam pembangunan MRT Fase III. 

        "Jika bicara tentang MRT, itu semua tentang inovasi. Dan sinergi (antara sektor publik dan swasta) itu pun sudah mulai terwujud dengan MoU antara PT Jababeka Tbk dengan MRT Jakarta dan PT Jasa Sarana terkait pembangunan MRT fase III di bulan Maret lalu, yang merupakan langkah awal yang baik," terang Agung.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Annisa Nurfitri
        Editor: Annisa Nurfitri

        Bagikan Artikel: